Pengurus PMR SMABHATIG

Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu adalah lebih baik daripada mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak memahami sesuatu.

Kamis, 28 Juli 2011

Menggapai Pengertian Keluarga Harmonis

Pengertian keluarga harmonis banyak diungkapkan beberapa ahli. Sebutlah Mahfudli (1995) dan Singgih D. Gunawan (1995). Mereka mendefinisikan pengertian keluarga harmonis sebagai keluarga yang penuh cinta kasih, saling menghargai dan mensyukuri. Dengan demikian, keluarga terhindar dari keributan dan ketegangan yang menyebabkan ketidakharmonisan.

Pentingnya Keluarga Harmonis 
Dari pengertian keluarga harmonis di atas, dapat disimpulkan bahwa antara suami dan istri, orang tua dan anak, serta kakak dan adik terjalin rasa kasih sayang yang mengikat rasa kekeluargaan mereka.

Mereka terhubung seperti anggota tubuh yang saling melengkapi. Jika salah satu bagian sakit, maka yang lain akan merasakan hal yang sama. Mereka akan saling bahu membahu untuk menolong dan menyembuhkan.

Keluarga harmonis akan membuat anggotanya tentram, disiplin, bertanggung jawab dan terhindar dari pergaulan yang menyesatkan. Jika ada permasalahan, mereka akan kembali kepada keluarga sebagai tempat konsultasi dan pemberi solusi.

Menyadari Bahwa Keluarga Adalah Amanah.
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Quran, Allah Swt. memerintahkan agar orang tua menjauhkan keluarganya dari api neraka. Hal ini berarti orang tua harus memberikan bekal pendidikan dan pengetahuan kepada istri dan anak-anaknya agar terhindar dari panasnya api neraka.

Tentu saja ilmu yang diperlukan adalah ilmu agama di samping ilmu duniawi. Maka, sebagai orang tua yang ingin mencapai keridhoan Allah, sudah sepatutnya membekali diri dan keluarga dengan pemahaman agama.Dengan bekal ilmu, anggota keluarga akan menyadari bahwa setiap perbuatan dan amanah akan dimintai pertanggungjawabannya.

Rasa tanggung jawab terhadap keluarga akan membuat orang tua melindungi anak-anaknya dengan cara yang diajarkan oleh Islam. Keluarga Rasulullah Saw. adalah cerminan keharmonisan rumah tangga antara suami dan istri, ayah dan anak serta majikan dan pembantu.

Tidak Saling Menuntut
Mengharapkan pasangan yang sempurna adalah impian yang tak akan terwujud. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap orang diberi kelebihan beserta kelemahannya.

Menerima kekurangan anggota keluarga bukan berarti membiarkan mereka berkutat dengan kelemahannya. Sedapat mungkin mengusahakan agar kelemahannya bisa menjadi kekuatannya. Atau minimal kelemahannya tidak menjadi bumerang dalam kehidupannya.

Hindarilah komplain, caci maki atau kritikan yang menambah runyam masalah. Carilah solusi bersama. Misalkan menghadapi suami yang pelupa, bantulah ia untuk memecahkan masalah yang timbul akibat kelemahannya tersebut. Misalkan dengan membuat gantungan tempat menaruh kunci, tempat sepatu, kaos kaki, handphone, dompet dan lain sebagainya. Dengan demikian anggota keluarga lain tidak perlu direpotkan dengan kesibukan mencari kunci yang hilang.

Berlomba-lomba Dalam Kebaikan
Merealisasikan pengertian keluarga harmonis akan lebih mudah jika masing-masing anggota tidak perhitungan ketika melakukan kebaikan. Sedapat mungkin menanamkan pemahaman bahwa amalan shaleh akan menyelamatkan diri dan keluarga dari siksa api neraka.

Amalan shaleh dengan melakukan hal-hal kecil seperti membantu adik mengerjakan PR, merapikan tempat tidur, dan lain sebagainya akan mendatangkan pahala yang besar. Antara anggota keluarga pun akan menunaikan tugas dan kewajibannya serta membantu anggota keluarga lainnya ketika menghadapi permasalahan.

Jika masing-masing anggota keluarga sadar akan tugas tanpa melulu menuntut hak, tidak mustahil pengertian keluarga harmonis akan tercapai.