Pengurus PMR SMABHATIG

Mengetahui sesuatu dan memahami segala sesuatu adalah lebih baik daripada mengetahui segala sesuatu, tetapi tidak memahami sesuatu.

Jumat, 25 Mei 2012

Pentingnya Komunikasi dan Kerjasama Dalam Sebuah Organisasi

Download disini (Renungan Bahasa Angsa)
Salam PMR SMABHATIG sekalian marilah kita sejenak berfikir mengapa banyak sekali orang berpendapat bahwa sebuah organisasi itu tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya sebuah komunikasi dan kerjasama yang baik diantara pengurus dan anggota ?? Jika boleh perkenankanlah saya untuk sedikit memberikan jawaban atas pertanyan diatas hehehe.

Sebelumnya mari kita fahami terlebih dahulu makna dari sebuah organisasi itu sendiri. Organisasi jika diartikan secara umum merupakan sekumpulan individu atau kelompok yang mempunyai tujuan bersama serta mempunyai system didalamnya guna mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditargetkan. Jika kita fahami pengertian dari organisasi tersebut telah diketahui didalamnya banyak sekali orang atau individu yang mempunyai tujuan yang sama namun demikian mereka mempunyai latar belakang dan pemikiran yang berbeda-beda. Nah.. terus dimana letak pentingnya sebuah komunikasi dan kerjasama?

Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk ide-ide atau gagasan atau informasi dari seseorang ( Komunikator ) kepada orang lain ( Komunikan ). Perpindahan pengertian tersebut tidak hanya melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Sedangkan Pengertain kerjasama adalah proses untuk melakukan sesuatu yang mencakup beberapa hal serta unsur-unsur tertentu anatara lain:
  1. Adanya tujuan yang sudah ditetapkan bersama atau tujuan sesuai dengan peraturan.
  2. Adanya pengaturan/pembagian tugas yang jelas.
  3. Dalam bekerja saling menolong antara satu fihak dengan fihak yang lain.
  4. Dapat saling memasukkan manfaat.
  5. Adanya koordinasi yang baik.
Bukan kerjasama tetapi akan disebut “sama-sama kerja”, jika :
  1. Masing-masing fihak mempunyai tujuan sendiri-sendiri.
  2. Tanpa adanya pengaturan/pembagian tugas.
  3. Tidak saling memperhatikan dan menolong fihak lain.
  4. Manfa’at tidak dirasakan oleh semua anggota.
Meskipun kegiatannya ada dalam satu wadah atau satu tempat dan nampaknya apa yang dikerjakan menuju satu tujuan, tetapi kalau prosesnya mempunyai kondisi seperti disebutkan diatas, itu namanya “sama-sama kerja”.

Antara komunikasi dan kerjasama tidak dapat berjalan sendiri-sendiri melainkan dua hal ini dapat menjadikan sebuah organisasi yang baik dan benar tatkala komunikasi dan kerjasama dapat berjalan secara bersamaan. Dalam organisasi terdapat sebuah komunikasi yang harus dibangun antara anggota satu dengan anggota yang lain. Dengan adanya komunikasi yang baik di sebuah organisasi menjadikan semua pelaku organisasi tersebut dapat menjalankan tugas organisasi dengan lancar dan ringan karena dengan komunikasi kita bisa memperoleh hal-hal yang sangat membantu kita dalam melakukan tugas-tugas organisasi tersebut. Selain itu komikasi juga sangat mempengaruhi perjalanan sebuah organisasi, semakin baik komunikasi dibangun maka semakin kokoh organisasi tersebut.

Sedangkan fungsi dari sebuah kerjasama didalam orgnisasi juga merupakan hal yan sangat penting. Dengan kerjasama tugas-tugas organisasi yang di emban oleh masing-masing pengurus dapat menjadi ringan dan cepat selesai dengan target yan telah diprogramkan sebelumnya. Kerjasama juga dapat merangsang semangat para pengurus dan anggota organisasi dalam acara-acara tertentu. 

Oke sahabat PMR, sampai disini kiranya sudah sangat jelas bahwa antara komunikasi dan kerjasama merupakan satu kesatuan yang rentan untuk dipisahkan. Maka dari itu, kita sebagai pelaku organisasi, marilah kita selalu berupaya untuk membangun kerjasama dan komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi kita tercinta yaitu PMR SMABHATIG. Kita harus yakin bahwa kita sebagai PMR WIRA  mampu menjadi ujung tombak kader-kader PMR WIRA dan mampu melanjutkan perjuangan para pendahulu (alumni PMR). Amin.

Kalah Namun Tidak Bermental Kalah

Kalah atau menang dalam sebuah perlombaan adalah hal biasa. Tidak ada sesuatu yang perlu disesali. Kekalahan bisa menimpa siapa saja, dan sebaliknya juga kemenangan. Tatkala kalah dalam bertanding (lomba), tidak perlu ada pihak-pihak yang disalahkan. Kalau ada pihak-pihak yang ternyata melakukan, itupun juga hal biasa. Sudah barang tentu, kesalahan itu tidak mungkin disengaja atau sesuatu yang selalu berhasil dihindari. 
 
Memang tampak oleh sementara orang, contoh beberapa peserta dalam lomba PMR pertama di Pos medis, juri melakukan kesalahan, misalnya salah ngasih kasus, sedikit songong, tidak sesuai dengan penatalaksanaan (misal; dalam lomba PP (pertolongan Petama) kita dalam menangani korban dengan juri aktif, seharuskan juri jawab apabila dalam pemeriksaan fisik mau ngasi kasus, 

Dalam dialog Team medis dan Juri AKtif
  • Team medis : lagi mode pemeriksaan fisik. "bagian kaki (paha)." ?, 
  • Juri aktif : ada !!
  • Team medis : mengaktifkan sistem PLNB? "apakah ada perubahan bentuk?, apakah ada luka, kalau ada berapa centimeter?, apakah ada nyeri (perih)? dan apakah ada bengkak (memar)?
  • Juri Aktif :  iyah itu sakit, kerjakan, kok mala tanya saya !! 
  • Team medis : &(^**$(%*$($)@#$^*(*&%# niih juri kram otak apa gk lulus pelatihan tentang PP yah !!! #[dalam hati].
  • Juri aktif : hmmm,... #[diam membisu dgn wajah tanpa dosa]
  • Team medis : kalau pun ini kasus nyata kami langsung tau berdasarkan mode pemeriksaan fisik yg dilakukan secara berkala dan bisa memutuskan tindakan apa yang dilakukan. #[dalam hati: sambil bijak plus emosi].
Kedua di pos siaga bencana yakni Lomba PBT dan TD, kesalahannya begini penatalaksanaan yang berbeda karena tidak ada pemberitahuan yang mendalam.

Dalam Dialog proses PBT
  • Team PBT : siap grak #[melakukan PBB], lalu lapor kepada juri. "lapor kami team PBT SMA B bernomer regu 1 siap melaksanakan Lomba".
  • Juri PBT : Laksanakan, mulai !!!
  • Team PBT : haphaphap !! dengan speed berbumbu semangat yang mengalir di jiwa....
  • Juri PBT : ..... !! #nengok stopwat (jam_beker)
  • Team PBT : selesai !!! tercatat waktu 3 menit 15 detik,...
  • Juri PBT : cepat sekali yah, akan tetapi cara yang dilkukan kurang rapi, kompak dan komunikasinya #[evaluasi]
  • Team PBT : siap pak... #[rendah hati]
  • Juri PBT : oke, selanjutnya bongkat tendanya. mulai !!!
  • Team PBT : haphaphap !!!
  • Juri PBT : .... !!! #nengok stopwat (jam_beker)
  • Team PBT : selesai !!! tercatat 43 detik,...
  • Juri PBT : sangat cepat sekali yah, akan tetapi cara yang dilakukan kurang kompak.
  • Team PBT : padahal kami sudah kompak menyelesaikan dengan mode team dan tugas-tugas pengerjaannya sudah terbagi,.. kenapa_kenapa ?? #[dalam_hati]
Setelah selesai melaksanakan PBT (pasang Bongkar Tenda), kami melihat dari hasil kinerja team lain waktu yang dicapai 10 menit semua (keseluruhan), dengan pengerjaan yang begitu kompak saat mau merobohkan tenda, setiap individu harus berada dalam posisi tongkat di setiap samping tenda, saat merapikan terpal (kain tenda) begitu rapi seperti sedang menyetrika baju dan tali temali juga harus di gulung dengan rapi dan baik.

Ketiga di pos soal dan presentasi medis yakni LCT (Lomba Cerdas Tangkas), PK (Perawatan Keluarga),  PRS (Pendidkan Remaja Sebaya), semua berjalan dengan lancar meski membingungkan... ahk entahlah,..

Selama berlangsungnya lomba dan selesai, akhirnya hasil dari keputusan juri telah dibacakan kepada semua peserta lomba #[dengan suasana hening dan sunyi] 

Kenapa yang juara hanya dari wilayah itu saja ?. Hhmmm, tanda tanya besar bagi kami !! Apabila ini di anggap ada intervensi atau tidak ada penyetaraan materi sebelumnya, mohon sekiranya panitia, juri, dan instansi-instansi terkait untuk merenungkan hal ini. 

Pepatah pernah bilang: "Kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda."

Kekeliruan Itu semua, kiranya dipahami oleh semua orang. Demikian pula, umpamanya ada peserta  yang sedih, kecewa, jengkel, juga tidak perlu disalahkan. Sebab itu pertanda bahwa mereka simpatik, sayang, dan mencintai serta begitu mengertinya arti sebuah perjuangan . 

Adapun yang dimaksud bermental kalah, misalnya, mereka masih marah, murung, nyesal, jengkel, menyalahkan teman, sumpek, frustasi, selalu meletakkan kedua tangannya di antara kepala sehingga menggambarkan orang sedang susah, dan seterusnya. Mental pemenang dan juara tidak begitu. Semua dianggapnya biasa, apa yang telah terjadi dianggap pelajaran penting, tokh kemenangan itu suatu saat akan berhasil diraih. 

Memang siapapun yang bertanding ingin merebut kemenangan. Kedua belah pihak berusaha keras mendapatkannya. Namun tetap saja, bahwa peluang menang itu hanya satu, yaitu di antara keduanya yang beruntung dan lebih berkualitas. Perlombaan itu sendiri, sebenarnya adalah proses untuk mendapatkan yang terbaik. Dalam perlombaan, siapa yang paling berkualitas, maka itulah yang akan mendapatkan kemenangan. Maka apapun pihak pemenang harus diakui sebagai yang berkualitas dan unggul. 

Semua orang selalu menghendaki untuk mendapatkan kemenangan. Akan tetapi, keinginan itu tidak selalu terpenuhi. Jika yang disebut berkualitas itu ternyata belum berada pada pihak dirinya, maka sikap yang bagus adalah mengakui bahwa lawannya memang masih unggul. Keunggulan itu ke depan harus direbut. Sementara sekalipun tidak bermental kalah, maka kekalahan itu harus diterima. Ke depan, yang terpenting adalah harus berusaha keras memperbaiki diri. 

Akhirnya, bahwa yang seharusnya dibangun, dalam keadaan apapun, adalah mental pemenang. Setidaknya, sekalipun sedang dalam keadaan kalah harus mampu mengakui kelebihan dan kehebatan pihak lain, berpikir obyektif, dan berkeyakinan bahwa suatu ketika kemenangan itu akan diraih. Dengan demikian maka artinya, mental menang bisa dipelihara. Kalah tetapi masih bermental tidak kalah. 

Senin, 21 Mei 2012

20 Penyakit dan Makanan yang Harus Dipantang

Makanan membuat manusia bertahan hidup. Namun makanan juga menjadi musuh jika seseorang menderita penyakit. Menghindari makanan yang dipantangkan adalah cara terbaik yang dapat dilakukan penderita berbagai macam penyakit.

Menjauh dari makanan yang dipantangkan adalah langkah pencegahan agar penyakit yang diderita tak sering-sering kambuh yang bisa menggangu aktifitas sehari-hari.

Berikut adalah jenis penyakit dan pantangannya, seperti dikutip dari eHow dan BBCNews, healthandage:

Jantung 
Hindari makanan yang berlemak, seperti daging, jeroan, minyak santan serta makanan yang mengandung banyak garam.

Hepatitis A
 
Hindari buah-buahan dan sayuran mentah, terutama yang tidak bisa dikupas. Hindari kerang mentah, tiram, remis, mayones, keju, krim, yogurt dan hindari makan ikan dari perairan yang berpotensi terkontaminasi.

Anemia

Kurangi konsumsi kafein dan alkohol karena bisa mengikat darah. Makan makanan yang kaya zat besi seperti apel, pisang, aprikot, plum, asparagus, labu, ubi rambat, brokoli dan sayuran berdaun hijau, daging merah, tahu dan biji-bijian.

Diabetes

Hindari konsumsi makanan yang mengandung gula, tepung dan tinggi karbohidat. Juga hindari buah-buahan seperti durian, air kelapa, pisang ambon.

Kanker

Hindari makanan yang banyak mengandung akrilamida, yang terdapat pada makanan yang dipanggang dan digoreng seperti kentang goreng, keripik, roti goreng, biskuit, kerupuk dan sarapan sereal.

Liver

Hindari makanan yang mengandung banyak protein seperti daging, susu, kacang-kacangan, dan produk kedelai. Juga hindari makanan yang mengandung banyak garam.

Asma

Hindari makanan yang menyebabkan produksi lendir berlebih seperti susu, keju dan produk susu lainnya, gula putih, tepung putih, roti putih dan coklat. Hindari juga makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi seperti telur, susu, gandum, ikan, kerang, kacang-kacangan, kedelai dan kacang tanah, serta makanan yang mengandung sulfida seperti acar, sayuran dan buah-buahan kering, dan udang.

Maag

Hindari konsumsi kafein, makanan pedas, makanan pedas seperti daging dan jeroan, minuman berkarbonasi, susu, jeruk, dan tomat.

Migrain

Hindari konsumsi rokok, minuman beralkohol, kopi, cokelat dan produk-produk cokelat, teh hitam dan hijau dan minuman ringan. Hindari juga makanan dengan bahan pengawet dan aditif seperti MSG ((monosodium glutamat), kaldu ekstrak, atau produk protein nabati terhidrolisis dengan label yang menyebutkan "rasa alami".

Wasir

Jangan makan makanan yang bersifat panas dan mengandung lemak (penyebab sembelit) seperti makanan pedas, daging, jeroan, dan juga junk food. Makanlah makanan yang mengandung banyak serat, seperti sayuran, roti gandum, buah, sereal, dan kacang-kacangan.

Sinusitis

Hindari makanan yang digoreng, tepung makanan, gula putih, tepung terigu, beras, pai, rempah-rempah yang kuat, daging dan produk daging.

Autis

Hindari makanan yang mengandung protein gluten seperti gandum, oat, barley, makanan kasein pada susu, pancake, pemanis buatan.

Rematik

Hindari makanan yang banyak mengandung lemak seperti daging dan produk daging, kerupuk jengkol, mentega, krim, sosis, daging ham, telur, dan semua produk susu.

Tifus

Hindari makanan berserat tinggi seperti gandum utuh dan biji-bijian. Juga hindari kacang mete mentah, kubis, paprika, lobak, bawang putih, bawang merah, rempah, acar, makanan yang digoreng, daging, semua jenis buah-buahan mentah kecuali pisang dan pepaya.

Malaria

Makanan yang harus dihindari adalah kopi, teh kental, makanan olahan, saus, bumbu masak, acar, gula, tepung putih, minuman beralkohol, dan semua produk daging.

Keputihan

Hindari makanan yang dapat merangsang lendir seperti nanas, ketimun, telur, dan udang.

Osteoporosis

Hindari makanan berlemak seperti daging, susu, santan, margarin, hotdog, hamburger, kopi dan minuman berkafein, coklat, dan minuman berkarbonasi.

Epilepsi

Hindari makanan yang mengandung glutamin (asam amino yang dapat menyebabkan serangan epilepsi) seperti biji-bijian, gandum, oat, susu yang kadar glutamin tinggi, kacang-kacangan, kedelai, dan produk daging terutama daging kelinci.

Demam Berdarah

Hindari makanan cepat saji (junk food), makanan berlemak seperti daging, santan, susu tinggi lemak. Perbanyak konsumsi buah dan air putih.

Prostat 
Hindari minuman berkafein seperti kopi, makanan pedas, makanan lemak terutama daging merah, dan juga alkohol.
 
Semoga bermanfaat. 

Rabu, 16 Mei 2012

Kesalahan Penanganan pada Penderita yang Jatuh Pingsan

Bila menolong orang yang tiba-tiba jatuh pingsan, seringkali terjadi salah penanganan. Korban sering didudukkan bahkan diberi minum dalam posisi berbaring. Cara tersebut sangat salah dan justru membahayakan penderita. Selain menghambat pasokan darah ke otak juga akan membahayakan jalan napas penderita.

Pingsan adalah sebuah kondisi seseorang tiba-tiba kehilangan kesadarannya.
Kehilangan kesadaran ini diikuti dengan melemahnya kerja otot sehingga penderita jatuh. Hal tersebut terjadi karena beberapa penyebab, antara lain karena menurunnya tekanan darah, epilepsi, gangguan jantung, pembuluh darah tidak mampu menjaga tekanan darah ke otak, dan -sangat jarang terjadi- terhentinya pasokan oksigen ke otak, yang dikenal dengan serangan ischaemic (kekurangan darah pada jaringan) sementara.

Pingsan bisa terjadi karena banyak sebab. Perbedaan pada setiap penyebab pingsan tersebut menjadi sangat penting untuk menentukan langkah perlakuan yang cepat dan tepat. Secara sederhana, pingsan menggambarkan keadaan seseorang yang kehilangan kesadaran dengan tiba-tiba, berhubungan dengan gangguan sementara pasokan darah ke otak.
 
Pingsan biasanya terjadi begitu cepat, hanya dalam beberapa detik saja. Biasanya, penderita merasakan tanda-tanda seperti pandangan yang semakin kabur, pusing seperti merasakan gempa bumi, meriang, dan berkeringat kendati di ruangan ber-AC. Penderita umumnya merasakan bahwa dirinya akan pingsan. Sementara orang lain biasanya menandai orang yang akan pingsan dengan tubuh terhuyung-huyung dan limbung, serta terasa akan ambruk.

Bila anda merasakan kondisi seperti ini, jangan membiarkan diri untuk tetap tegak atau duduk. Segera saja berbaring di atas tanah. Penyelamatan dengan cara menahan orang pingsan tetap tegak justru bisa berakibat lebih fatal bagi penderita karena bisa menghambat pemulihan pasokan darah ke otak. Kemungkinan buruknya adalah terjadi kejang otot dan serangan jantung. Kemungkinan lain, penderita semakin pucat dan semakin kehilangan keseimbangan, dan semakin mempercepat pingsannya. Pada keadaan tertentu, penderita akan mengeluarkan keringat dingin dan muntah-muntah.

Cara terbaik untuk menangani orang yang akan atau telah pingsan adalah membiarkan kepalanya sedekat mungkin ke tanah. Maksudnya antara lain untuk mengurangi tarikan gaya gravitasi yang dapat menyulitkan kerja jantung memompa darah ke otak.

Itulah sebabnya, mengapa sebaiknya kita menuntun atau membiarkan penderita yang akan jatuh pingsan berbaring di atas tanah atau lantai. Perlu juga diingat bahwa deskripsi dari saksi mata akan sangatmembantu guna memberikan penjelasan apakah penderita pingsan karena serangan jantung, atau karena kekurangan pasokan darah ke otak.

Pada orang yang tiba-tiba kehilangan kesadaran karena serangan jantung, biasanya tubuh penderita pada awalnya kaku, tubuhnya tersentak-sentak atau kejang-kejang. Hal lain yang tampak, penderita biasanya secara tak sadar menggigit lidah, atau menjadi tidak terkendali. Untuk menangani hal seperti itu harus dengan pertolongan tenaga ahli (dokter).

Sedangkan orang yang benar-benar mengalami kondisi pingsan bukan karena serangan jantung biasanya lunglai jatuh ke tanah dan langsung tergeletak dengan 'tenang' selama pingsannya. Begitu pasokan darah ke otak kembali normal, ia serta-merta akan siuman kembali. Minuman hangat dan manis dapat segera memulihkan kesadarannya

Perawatan
Pertolongan pertama kepada penderita pingsan antara lain:
  1. Cek pernafasan penderita. Jika mendesak hubungi tenaga medis terdekat.
  2. Longgarkan pakaian atau aksesoris di sekitar leher.
  3. Jaga penderita 10 -15 menit, tempatkan penderita pada ruang yang teduh dan berudara bebas.
  4. Jika orang itu muntah-muntah, miringkan kepalanya agar muntahnya dapat keluar dengan mudah dan tidak masuk lagi kedalam jalan pernafasan.
  5. Jika sudah siuman, berikan air putih.

Selasa, 15 Mei 2012

TATA CARA DONOR DARAH

Untuk terciptanya disiplin serta meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan, maka terdapat juga sistem dan mekanisme dalam pelaksanaan Donor darah.
  1. Donor menyerahkan kartu donornya kepada petugas transfusi bila sudah pernah donor, dan yang baru dibuatkan kartu donor
  2. Donor ditimbang berat badannya
  3. Donor dites golongan darahnya dan kadar haemoglobil (HB)
  4. Setelah memenuhi untuk menjadi donor sesuai persyaratan diatas seperti HB normal, berat badan cukup, maka donor dipersilahkan tidur untuk diperiksa kesehatannya oleh dokter transfusi
  5. Setelah memenuhi syarat (sehat menurut dokter) barulah petugas transfusi darah (AID/PTID) siap untuk menyadap (mengambil) darahnya berdasarkan berat badan (250 cc – 500 cc)
  6. Setelah diambil darahnya donor dipersilahkan ke kantin donor untuk menikmati hidangan ringan berupa kopi/susu, telor dan vitamin
  7. Donor kembali ke bagian administrasi untuk mengambil kartu donornya yang telah diisi tanggal penyumbang dan registrasi oleh petugas
  8. Selesai (pulang)
PELAYANAN TRANSFUSI DARAH
Strategi Palang Merah Indonesia (PMI) dalam visinya menetapkan agar dikenall secara luas sebagai organisasi kepalangmerahan dalam memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan secara efektif dan tepat waktu dengan semangat kenetralan dan kemandirian.
 
Meskipun kegiatan transfusi darah sudah dirintis sejak masa perjuangan revolusi oleh PMI, namun baru melalui Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1980, pemerintah menetapkan peran PMI sebagai satu-satunya organisasi yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan transfusi darah di Indonesia.. Tugas ini ditegaskan pula melalui SK.Dirjen Yan Med No. 1147/ YANMED/RSKS/1991, tentang Petunjuk Pelaksana Peraturan Menteri Kesehatan No. 478/Menkes/Per/1990 tentang upaya kesehatan di bidang Transfusi Darah.
 
Target pelayanan transfusi darah adalah berupaya memenuhi kebutuhan darah yang bermutu, aman dan mencukupi serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Kini, kegiatan tersebut dapat dilayani di 165 Unit Transfusi Darah Pembina Darah dan Cabang tingkat Propinsi dan Daerah Tingkat II, yang tersebar di seluruh Indonesia. Hingga sekarang jumlah darah yang terkumpul baru sekitar 0,47% dari jumlah penduduk Indonesia, idealnya jumlah darah yang tersedia adalah berkisar 1% dari jumlah penduduk Indonesia. Darah diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
 
PROSEDUR TEKNIS PELAYANAN TRANSFUSI DARAH 
Dalam melakukan pelayanan transfusi darah kepada masyarakat, PMI tidak hanya memfokuskan perhatiannya pada pendonor darah tetapi juga ke masyarakat yang pengguna darah. Karenanya menjadi penting untuk melakukan sosialisasi informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan masalah transfusi darah kepada masyarakat luas, seperti ” Bagaimana menjadi donor darah; Prosedur permintaan Darah; Pengelolaan Darah dan “service cost” (lengkapnya lihat “Serba-Serbi Transfusi Darah” )
BLOOD SCREENING ( Pemeriksaan uji saring darah)
 
Blood screening (pemeriksaan uji saring darah) merupakan salah satu tahap di dalam pengelolaan darah yang dilakukan PMI untuk mendapatkan darah yang betul-betul aman bagi pengguna darah (orang sakit). Bahkan, untuk menghindari tercemarnya darah dari HIV, pemerintah mengeluarkan surat keputusan Menkes RI No.622/Menkes/SK/VII/1992 tentang kewajiban pemeriksaan HIV pada darah yang disumbangkan donor. Pemeriksaan ini bersifat “mandatory”, namun tidak bertentangan dengan resolusi Komisi HAM PBB, karena yang diperiksa bukan orang yang menyumbangkan darah melainkan darah yang akan ditransfusikan (prinsip unlinked Anonymous).
 
Saat ini tiap Unit Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit menular berbahaya yaitu syphilis, hepatitis B & C dan HIV/AIDS. Apabila ada donor darah yang dicurigai terinfeksi dengan hasil test yang mendukung, maka dirujuk ke UTDP untuk dilakukan test ulang darah donor tersebut. Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan.
 
Berhubung tindakan selanjutnya masih di bawah wewenang Depkes, maka PMI bekerjasama dengan RSCM untuk melakukan test Western Blot yaitu pemeriksaan untuk memastikan seseorang tersebeut reaktif atau tidak. Di UTDD DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV/AIDS maka dilakukan rujukan pasien ke LSM Yayasan Pelita Ilmu yang menangani Konseling dan Terapi.
Konseling Donor Darah
 
Khusus mengenai konseling sebenarnya UTD PMI telah mencoba untuk melakukan pre dan post konseling untuk hasil pemeriksaan darah yang positif terjangkit Sifilis, Hepatitis B & C. Dalam tahap pre konseling, sebelum pemeriksaan para donor diberitahu disertai penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan melalui lembar Inform Consent, bahwa jika hasil darahnya reaktif atau positif maka darah tersebut tidak akan digunakan untuk transfusi.
 
Sedangkan pada tahap Post Konseling, setelah hasil pemeriksaan darah donor dinyatakan positif, maka diadakan pemanggilan kepada yang bersangkutan melalui pos. Namun untuk kasus HIV dipanggil langsung. Kemudian diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk tidak menjadi donor darah:
• sampai hasil pemeriksaan darahnya negative pada sifilis
• atau tidak menjadi donor darah untuk selamanya bagi pengidap HIV dan Hepatitis B&C.
Khusus untuk HIV, konseling belum dapat dilakukan karena:
• Prinsip Unlinked Anonymous
• Belum siapnya seluruh UTDC dan Pemerintah untuk melakukan konseling dan terapinya

Kamis, 10 Mei 2012

Teknik Pertolongan Pertama (Evakuasi Korban Kecelakaan)

METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Evakuasi Korban Kecelakaan)

Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yng aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi
  1. Dilakukan jika mutlak perlu
  2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
  3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memilik penanganan medis dasar (seperti paramedik, para pelaku Pertolongan Pertama Palang Merah Indonesia dan lain-lain).
  4. Semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian
Alat Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
 
1. Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.

Bila satu orang maka penderita dapat:
  1. Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak
  2. Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
  3. Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas,
Bila dua orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.
  1. Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan
  2. Model membawa balok
  3. Model membawa kereta
2. Alat bantu
  1. Tandu permanen
  2. Tandu darurat
  3. Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
  4. Tali / webbing
Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
  1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian
  2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi
  3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
  4. Memilih alat
  5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi benar.

Pengertian Donor darah

Pengertian Donor darah menurut Wikipedia adalah suatu kegiatan pemberian atau sumbangan darah yang dilakukan oleh seseorang secara sengaja dan sukarela kepada siapa saja yang membutuhkan transfusi darah. Pada prosesnya, tim kesehatan yang berwenang mengambil darah dari si pendonor darah lalu didistribusikan kepada orang yang membutuhkan. Namun, kebanyakan yang sering terjadi, darah tersebut disimpan terlebih dahulu di tempat yang lazim di sebut bank darah sebagai persediaan.

Kegiatan donor darah di Indonesia seringkali dilakukan dan dikelola oleh PMI. Namun, di luar itu ada beberapa komunitas donator darah yang berdiri secara sukarela dan semata-mata berangkat dari panggilan jiwa.

Pengertian Donor Darah: Syarat dan Tujuan Donor Darah

Donor darah adalah salah satu aktivitas yang dikenal masyarakat sebagai wilayah kerja dari PMI. Di pikiran masyarakat Indonesia, istilah donor darah identik dengan PMI. Pengertian donor darah itu sendiri sering dimaknai sebagai suatu kegiatan sosial berupa pemberian dan pengambilan sebagian darah untuk didistribusikan pada orang lain yang memerlukan.

Untuk menjadi pendonor darah diperlukan beberapa persyaratan. PMI menetapkan hal-hal di bawah ini sebagai syarat donor darah:
  • Usia 17 s.d 60 tahun,
  • Minimal berat badan 45 kg
  • Tekanan darah berkisar antara 60-100 (diastole) dan 100-180 (sistole).
  • Mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan PMI
  • Dinyatakan sehat oleh Tim PMI. Setelah menandatangani dan menyerahkan formulir, tahapan selanjutnya adalah pemeriksaan pendahuluan yang umumnya meliputi golongan darah, HB dan kondisi berat badan. Setelah itu barulah tim dokter melakukan pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan calon pendonor.
Seseorang dengan kondisi seperti berikut ini untuk sementara waktu tidak diperkenankan mendonorkan darahnya:
  • Ibu yang sedang menyusui
  • Ibu yang sedang hamil
  • Orang yang melakukan akupuntur, tindik, dan tato yang belum terhitung genap 1 (satu) tahun
  • Orang yang menerima tranfusi darah kurang dari 1 (satu) tahun
  • Orang yang melakukan pencabutan pada gigi kurang dari 3 (tiga) hari
  • Orang yang beresiko terkena AIDS serta menderita sakit influenza atau demam
  • Penderita epilepsy
  • Penderita diabetes mellitus
  • Pengidap hepatitis
  • alkoholic

5 Manfaat Dari Donor Darah

Simbiosis mutualisme. Itulah yang akan kita rasakan jika kita melakukan donor darah, sebab setiap tetes darah yang kita sumbangkan tidak hanya dapat memberikan kesempatan hidup bagi yang menerima tetapi juga memberikan manfaat kesehatan bagi pendonornya.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah-darah baru, ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan:


1. Menjaga kesehatan jantung

Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung. Zat besi yang berlebihan di dalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol. Produk oksidasi tersebut akan menumpuk pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan risiko penyakit jantung.

2. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

3. Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 450 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650 kalori. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

4. Mendapatkan kesehatan psikologis

Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang usia lanjut yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

5. Mendeteksi penyakit serius

Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai macam penyakit seperti HIV, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah, ini adalah informasi penting untuk mengantisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah “rambu peringatan” yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Setelah menginjak usia 17 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga berusia 65 tahun. Jadi jangan tunggu lama lagi, ayo… saatnya donor darah!

Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya

 
Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.

Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah; pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

1. Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang. Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri.
Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.
Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan.
Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.
Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

3. Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.
Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

4. Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem.
Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.
Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

5. Tingkat dari Kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting.
Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.
Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

6. Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.
Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana teknologi.
Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

Rabu, 09 Mei 2012

Teknik Pertolongan Pertama (Pingsan)

METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Penanganan Korban Pingsan)
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), anemia, dan lain-lain

Gejala umum
  1. Perasaan limbung
  2. Pandangan berkunang-kunang
  3. Telinga berdenging
  4. Nafas tidak teratur
  5. Muka pucat
  6. Biji mata melebar
  7. Lemas
  8. Keringat dingin
  9. Menguap berlebihan
  10. Tak respon (beberapa menit)
  11. Denyut nadi lambat
Penanganan
  1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
  2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
  3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
  4. Beri udara segar
  5. Periksa kemungkinan cedera lain
  6. Selimuti korban
  7. Korban diistirahatkan beberapa saat
  8. Untuk mengembalikan kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
  9. Jika wajah orang pingsan itu pucat pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
  10. Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
  11. Apabila si korban pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah orang itu bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.
  12. Jika orang yang pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat. Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan diberi dulu agar tidak tersedak.
  13. Apabila tidak sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter, rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
  14. Perhatikan orang lain di sekitar korban, jangan sampai harta benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara. Perhatikan pula ornag lain yang membantu atau menonton korban, jangan sampai mereka kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.

Teknik Pertolongan Pertama (Berbagai Kasus yang sering terjadi)

METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Berbagai kasus yang sering terjadi)

Kasus-kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama :
A. Asma
Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.

Gejala
  1. Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
  2. Canned be heard the voice of the additional breath
  3. Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
  4. Irama nafas tidak teratur
  5. Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)
  6. Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
  1. Tenangkan korban
  2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
  3. Posisikan setengah duduk
  4. Atur nafas
  5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
B. Lemah Jantung
Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
 
Gejala
  1. Nyeri di dada
  2. Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
  3. Kadang sampai tidak merespon terhadap suara
  4. Denyut nadi tak teraba / lemah
  5. Gangguan nafas
  6. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung
  7. Kepala terasa ringan
  8. Lemas
  9. Kulit berubah pucat/kebiruan
  10. Keringat berlebihan
Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.
 
Penanganan
  1. Tenangkan korban
  2. Istirahatkan
  3. Posisi duduk
  4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
  5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
  6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
  7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
C. Mimisan
Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.

Gejala

  1. Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
  2. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
  3. Kadang disertai pusing
Penanganan
  1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
  2. Tenangkan korban
  3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
  4. Diminta bernafas lewat mulut
  5. Bersihkan hidung luar dari darah
  6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual
Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
 
Gejala
  1. Perut terasa nyeri/mual
  2. Berkeringat dingin
  3. Lemas
Penanganan
  1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
  2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
  3. Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Gejala
  1. Warna kebiruan/merah pada kulit
  2. Nyeri jika di tekan
  3. Kadang disertai bengkak
Penanganan
  1. Kompres dingin
  2. Balut tekan
  3. Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala
  1. Bengkak dan nyeri bila ditekan
  2. Kebiruan/merah pada derah luka
  3. Sendi terkunci
  4. Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
  1. Korban diposisikan nyaman
  2. Kompres es/dingin
  3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
  4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
G. Kram
Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala
  1. Nyeri pada otot
  2. Kadang disertai bengkak
Penanganan
  1. Istirahatkan
  2. Posisi nyaman
  3. Relaksasi
  4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
H. Histeria
Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
 
Gejala
  1. Seolah-olah hilang kesadaran
  2. Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)
  3. Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
  1. Tenangkan korban
  2. Pisahkan dari keramaian
  3. Letakkan di tempat yang tenang
  4. Awasi
I. Keracunan Makanan atau Minuman

Gejala
  1. Mual, muntah
  2. Keringat dingin
  3. Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
  1. Bawa ke tempat teduh dan segar
  2. Korban diminta muntah
  3. Diberi norit
  4. Istirahatkan
  5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

Teknik Pertolongan Pertama (Gigitan Binatang Berbahaya)

METODE PERTOLONGAN PERTAMA 
(Gigitan Binatang Berbahaya)
Kasus-kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama :
Gigitan Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:
  1. Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik
  2. Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam terbuka, diantaranya:

1. Gigitan Ular
Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:
  1. Hematotoksin (keracunan dalam)
  2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)
  3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)
Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama
  1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
  2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
  3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitan
  4. Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet/ toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
  5. Letakkan daerah gigitan dari tubuh
  6. Berikan kompres es
  7. Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
Perawatan luka
  1. Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panas
  2. Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).
  3. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)
Perbaikan sirkulasi darah
  1. Kopi pahit pekat
  2. Kafein nabenzoat 0,5 gr im/iv
  3. Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor
Obat-obatan lain
  1. Toksoid tetanus 1 ml
  2. Antibiotic
2. Gigitan Lipan

Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam

Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik

3. Gigitan Lintah dan Pacet

 
Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

Teknik Pertolongan Pertama (Pendarahan dan Luka Bakar)

METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Pendarahan dan Luka Bakar)

Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka

Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan atau injury.

Gejala
Terbukanya kulit
Pendarahan
Rasa nyeri

Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
- Keluarkan tanpa menyinggung luka
- Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
- Evakuasi korban ke pusat kesehatan

2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:


Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
 
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :
- Untuk mengurangi rasa sakit
- Mencegah terjadinya infeksi
- Mencegah dan mengatasi peristiwa shyok yang mungkin dialami korban

Tingkatan Luka Bakar : Luka Bakar Tingkat I 
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari, kontak langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.

Gejala :
- kemerahan pada bagian yang terbakar
- bengkak ringan
- nyeri
- kulit tidak terkoyak karena melepuh

Penanganan:
  1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau kompres dengan air dingin
  2. Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin).
  3. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
  4. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
  5. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
  6. Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan dokter. 
Luka Bakar Tingkat II  
Luka bakar tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah kulit misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api dari bensin atau substansi lain.

Gejala:
- kemerahan atau bintikn-bntik hitam bergaris
- melepuh
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
- kulit terlihat lembab atau becek

Penanganan
  1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau kompres handuk kecil atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
  2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
  3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
  4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ jantung
  5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di sekitar bibir atau kesulitan bernapas.
Luka Bakar Tingkat III
Luka bakar yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik

Gejala :
- daerah luka tampak berwarna putih
- kulit hancur
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
 
Penanganan
  1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan menggunakan selimut, karpet, jaket dan bahan lain.
  2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka terdapat pada wajah, leher dan di sekitar mulut karena korban menghirup asap yang menyertai pembakaran.
  3. Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban bernapas.
  4. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es untuk luka di bagian wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk menurunkan suhu daerah luka
  5. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung bantal, atau bahan lain yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang mudah rontok seperti kapas / kapuk.
  6. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan perawatan meski lukanya tidak terlalu besar.

Teknik Pertolongan Pertama (Patah Tulang)

METODE PERTOLONGAN PERTAMA
(Patah Tulang)

Kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama :
Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh sehingga tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita menemukan orang yang tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika ingin menolongnya karena jika salah maka cideranya akan bertambah parah.
Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas, klinik, dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat segera diberi perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur pulih kembali.

Gejala
  1. Adanya tanda ruda paksa pada bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa nyeri.
  2. Nyeri sumbu: apabila diberi tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan nyeri yang hebat pada penderita.
  3. Deformitas: apabila dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk dan panjangnya.
  4. Bagian tulang yang patah tidak dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
  5. Perubahan bentuk
  6. Nyeri bila ditekan dan kaku
  7. Bengkak
  8. Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah
  9. Ada memar (jika tertutup)
  10. Terjadi pendarahan (jika terbuka)
Beberapa Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah – langkah penanganannya :
1. Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa menjadi terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit hingga menimbulkan luka berdarah.

Langkah – langkah penanganan:
  1. Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
  2. Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah.
2. Patah Tulang Terbuka
Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya membuat daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek terluka. Patah tulang ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah infeksi karena luka menganga juga kita bisa tertular penyakit orang yang berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.

Langkah – langkah penanganan:
  1. Tidurkan korban patah tulang dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
  2. Jika darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih.
  3. Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di bagian yang patah atau terluka.
3. Patah Tulang Belakang / Spinal
Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan merasa sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan atau petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.

Langkah – langkah penanganan:
  1. Jangan membuat pasien banyak bergerak baik berpindah tempat, mengangkat kepala, berdiri, duduk, dsb. Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan dipindahkan dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap dengan kepala lurus ke atas.
  2. Hangatkan badan penderita patah tulang punggung dengan selimut.
  3. Gunakan pengangkut dengan alas yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll diangkut minimal dua orang agar stabil.