Manusia diciptakan TUHAN sebagai makhluk yang paling sempurna kerena memliki akal dan budi. Dengan akal budi ini manusia dituntut untuk mampu membedakan antara baik dan buruk serta dapat berfikiran secara kritis dalam menghadapi problema kehidupan. Berdasarkan hal ini, manusia adalah zoo politicon yaitu manusia sebagai makhluk tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan makhluk lain. Untuk itu manusia juga dituntut mampu berinteraksi, berhubungan secara timbal balik dengan lingkungan sosialnya.
Sesuai dengan pendapat
para ahli sosial Abraham Maslow, melalui piramida kehidupan Maslow disebutkan
bahwa pada tingkatan ketiga manusia perlu berafiliasi atau berorganisasi dimana
kebutuhan ini akan muncul setelah manusia mampu memenuhi kebutuhan psikologi
berupa kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan) dan kebutuhan akan keamanan
(safety nedds).
Organisasi merupakan
wadah atau sarana bagi suatu kelompok individu yang minimal punya suatu
kesamaan visi dan misi. Satu hal penting yang sangat diperlukan oleh sebuah organisasi
untuk mepertahankan keberadaannya adalah LOYALITAS dan KEBERSAMAAN dari
anggotanya. Loyalitas erat kaitannya dengan kesetiaan. Seorang anggota yang
memiliki loyalitas terhadap organisasinya memiliki kesadaran pribadi untuk
memanfaatkan semua potensi yang ada dalam dirinya demi kemujuan organisasi.
Secara lebih real,
anggota tersebut akan menaati segala bentuk tata tertib yang berlaku, mendukung
program kerja dengan mengikutsertakan diri sebagai partisipan aktif. Bahkan menjadi
pengurus atau kreator ide-ide penting untuk membangun organisasi dari dalam.
Loyalitas anggota memegang
peranan krusial dalam jalannya organsiasi. Tata aturan yang sempurna, program
kerja yang brilian, tanpa disertai loyalitas para eksekutornya adalah hal yang
sia-sia.
Hal ini tidak kalah
penting adalah kebersamaan antara anggota suatu organisasi. Dalam kenyataanya,
pelaksanaan program kerja sebagai bentuk realisasi visi organisasi, tidak semua
anggota memiliki kesamaan sistem kerja berdampak buruk bagi kelangsungan
organisasi itu sendiri. Hal ini disebabkan terutama karena anggota yang
mengikuti suatu organisasi tidak berniat secara penuh untuk mendedikasikan
dirinya untuk kelangsungan organisasi, mereka hanya ingin mengambil manfaat
yang mereka anggap berguna bagi mereka. Singkat kata, mereka yang aktif
mengikuti kegiatan yang mereka inginkan. Mereka cenderung bersikap acuh tak
acuh dalam mengikutsertakan diri menjalankan kegiatan organisasi yang tidak ada
hubungannya dengan tujuan/alasan/keinginan mereka ketika mendaftar menjadi
anggota organisasi.
Untuk mengatasi hal
ini, ada beberapa hal yang harus dijalankan secara kooperatif oleh pengurus
organisasi terutama ketua organisasi :
Yang pertama adalah
menjamin pengetahuan setiap anggota tentang organisasi secara keseluruhan. Pengetahuan
tentang sejarah pendirian, visi, misi, serta program kerja organisasi misalnya.
Yang kedua, mengadakan
kegiatan-kegiatan sesuai basis organisasi untuk melibatkan anggota secara aktif
dalam organisasi bersangkutan.
Pemberian pengetahuan
tentang organisasi dan kepemimpinan melalui ceramah atau seminar dari sumber
yang kompeten, diskusi antar anggota, bila diikuti dengan sungguh-sungguh akan
bermanfaat positif dalam membangun loyalitas dan kebersamaan antar organisasi.
Sikap-sikap seperti
berjiwa besar, menghargai saran dan kritik yang bersifat membangun dan berjiwa
satria, sangat berperan penting pula dalam diri masing-masing anggota untuk
mewujudkan loyalitas dan kebersamaan dalam organisasi.
Sumber : Perjalanan Organisasi
PMR periode 2009-2010
mantab...sungguh arti kebersamaan yang harus dijaga dan dkembangkan dalamlingkungan sosial sekalipun. kadang kita jarang menemukan kebersamaan dalam lingkungan kampung sekalipun. sekarang banyak orang yang mementingkan diri sendiri. nice post and di tunggu kunjungan baliknya
BalasHapussunggu mantap ini postingan #follback ya
BalasHapus