Buat yang Golongan darah Anda O, Hindari kacang-kacangan dan
mustard. Yang bertipe darah A, hindari produk susu dan daging. Cuplikan
diatas hanyalah sekelumit aturan diet yang didasarkan pada golongan
darah.
Metode yang cukup baru ini masih diperdebatkan para ilmuwan, tapi pengikutnya sudah banyak. Apa kelemahan dan kelebihannya?
Kegemukan atau berat badan yang berlebih memang mengandung banyak
risiko. Selain tubuh tak nyaman dan penampilan kurang sedap dipandang,
dari sisi medis juga tidak menyehatkan. Data studi Framingham (AS)
menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10 persen pada pria akan
meningkatkan tekanan darah 6,6 mmHg, gula darah 2 mg/dl, dan kolesterol
11 mg/dl.
“Karena itu, kalau kegemukan dibiarkan terus, orang bisa menderita
penyakit degeneratif seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan
lainnya,” tutur Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, Dosen Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB, Bogor.
Kalau begitu jelas sekali bahwa berat badan yang berlebihan harus
dikurangi. Dewasa ini ada banyak metode yang ditawarkan berkaitan dengan
cara mengurangi berat badan. Dimulai dari sedot lemak, pembalutan,
minum ramuan herbal atau obat, mandi uap, sampai mengatur pola makan
atau diet. Yang terakhir ini pun masih memiliki cukup banyak ragam.
Tentu saja, setiap metode memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Semua tergantung pada kondisi dan kebutuhan tubuh setiap
pelakunya.
Sekitar tahun 1996 di Amerika diperkenalkan cara baru diet dengan
mendasarkan pada golongan darah si pelaku. Diet ini diperkenalkan oleh
seorang naturopatis dari Stamford, Connecticut, Amerika Serikat, bernama
Dr. Peter J. D’Adamo.
Dalam proses sosialisasinya, teori ini dicerca para ahli, tapi juga
banyak diterapkan orang. Memang ada yang mengatakan bahwa diet macam ini
bermanfaat. Nah, apa itu diet berdasar golongan darah dan apa
kelemahan serta kelebihannya?
Teori Evolusi
Dalam bukunya berjudul “Eat Right For Your Type”, Dr. D’Adamo
menyebutkan bahwa manusia yang memiliki tipe darah berbeda pasti
memiliki respon atau tanggapan terhadap makanan yang berbeda pula.
Gagasan ini berakar pada sejarah evolusi, khususnya yang berkaitan dengan perbedaan golongan darah (O, A, B, dan AB).
Berdasar sejarah evolusi itu disebutkan bahwa sekitar 50.000 sampai
25.000 tahun SM, nenek moyang kita memiliki tipe darah yang sama, yakni
O. Mereka ini adalah para pemburu sejati. Setiap hari makanan pokoknya
daging.
Namun, pada sekitar tahun 25.000 sampai 15.000 SM, ketika gaya hidup
manusia berubah dari pemburu menjadi peramu dan kemudian agraris,
muncullah tipe darah A, sebagai penyesuaian atas kebiasaan yang ada.
Kemudian, akibat percampuran dari berbagai ras dan terjadinya migrasi
dari Afrika ke Eropa, Asia, dan Amerika, tipe darah B muncul.
Selanjutnya di zaman modern yang sudah penuh dengan bermacam manusia,
tipe darah AB baru ada.
Dalam hal ini, Dr. D’Adamo yakin bahwa kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan yang dimiliki manusialah yang menyebabkan terjadinya
perubahan tipe darah. Adaptasi yang tentu saja terkait dengan makanan
yang diasup, diyakini D’Adamo menjadi kunci sehat nenek moyang kita.
Karena itu, menurut dia, kalau mau sehat kita mesti makan seperti
yang dilakukan oleh nenek moyang. Misalnya saja, ia memberi rekomendasi
bahwa mereka yang bertipe darah O cocok melakukan diet dengan mengasup
lebih banyak daging, sedangkan untuk golongan darah A mengikuti diet
vegetarian, yakni mengonsumsi makanan rendah lemak.
16 Kategori
Bagaimanakah kesimpulan itu bisa didapat Dr. D’Adamo? Tentu saja
jawabannya lewat penelitian-penelitian yang sudah dilakukannya.
Penelitian selama bertahun-tahun atas tipe darah menunjukkan bahwa ada
efek fisiologis yang muncul akibat lektin yang masuk dalam tubuh. Lektin
adalah protein yang terdapat pada umumnya makanan, khususnya
biji-bijian dari tanaman polong-polongan.
Setiap protein yang terserap tubuh lewat makanan yang kita asup,
menurutnya, masing-masing hanya cocok dengan tipe darah tertentu. Kalau
makanan tersebut lektinnya tidak cocok dengan tipe darah, akan terjadi
bahaya. Bahaya itu berupa menggumpalnya sel darah merah. Proses yang
disebut aglutinasi yang dilakukan lektin inilah yang mengakibatkan
munculnya banyak keluhan kesehatan.
Terkait dengan persoalan inilah, Dr. D’Adamo melakukan penelitian
dengan mengecek reaksi setiap tipe darah terhadap makanan tertentu.
Berdasarkan penelitian ini, ia membuat daftar makanan apa saja yang
cocok dengan tiap-tiap tipe darah.
Bahkan selain tipe darah, masih digolongkan juga makanan berdasarkan
ras. Sebab, menurutnya, tipe darah masing-masing ras berbeda. Ini
akibat dari perbedaan lingkungan yang ditempatinya.
Hasilnya, terdaftar oleh Dr. D’Adamo 16 kategori makanan. Terdiri
dari: daging dan unggas; hasil laut; susu dan telur; minyak dan lemak;
kacang dan biji-bijian; buncis dan polong-polongan; sereal; roti dan
aneka kue; padi-padian dan pasta; sayur-sayuran; buah-buahan; jus dan
segala macam cairan; rempah-rempah dan bumbu; teh-teh herbal; dan
bermacam-macam minuman.
Makanan-makanan ini masih dimasukkan dalam golongan sangat baik,
netral, atau harus dihindari sesuai tipe darah. Golongan sangat baik
bisa diartikan bahwa makanan itu bekerja bagaikan obat. Golongan netral
berarti makanan tersebut bekerja sebagaimana yang pengaruhnya kecil
bagi tubuh. Golongan dihindari berarti makanan bertindak bagaikan racun
bagi tubuh.
Kurang Ilmiah
Program diet ini telah menjadi tren di beberapa negara. Karena itu, banyak pengikut Dr. D’Adamo yang sudah mencobanya.
Sebagian dari mereka menyatakan bahwa cara diet ini tidak hanya membantu mengurangi berat badan — walaupun maksud sebenarnya bukanlah untuk itu — juga bisa memperbaiki kondisi kesehatan. Karenanya, buku karangannya setebal 400 halaman itu menjadi best seller (laris manis) di beberapa negara.
Program diet ini telah menjadi tren di beberapa negara. Karena itu, banyak pengikut Dr. D’Adamo yang sudah mencobanya.
Sebagian dari mereka menyatakan bahwa cara diet ini tidak hanya membantu mengurangi berat badan — walaupun maksud sebenarnya bukanlah untuk itu — juga bisa memperbaiki kondisi kesehatan. Karenanya, buku karangannya setebal 400 halaman itu menjadi best seller (laris manis) di beberapa negara.
Banyaknya kesaksian akan manfaat diet ini bukan berarti membuat para
ahli diet dan ilmuwan langsung setuju begitu saja. Banyak pihak,
terutama dari kalangan ilmuwan, menyebutkan bahwa teori Dr. D’Adamo ini
kurang ilmiah.
John McMahon, ND, seorang naturopatis dari Wilton Connecticut, AS,
menyatakan bahwa teori itu masih harus diteliti lebih lanjut. Dikatakan
John bahwa penelitian Dr. D’Adamo atas pengaruh lektin terhadap makanan
dijalankan di luar tubuh, maksudnya hanya dilakukan di sebuah tabung
uji. Padahal, semestinya harus diteliti dalam tubuh.
Selain itu, efek lektin makanan yang sudah dimasak juga belum
terbukti. Memang, Dr. D’Adamo melakukan tes terhadap makanan yang belum
dimasak. Namun, bukankah makanan yang diasup biasanya sudah dimasak?
Sikap dan pernyataan yang sama juga diungkapkan John Foreyt, Ph.D,
ilmuwan dari Baylor College of Medicine di Houston, AS. “Walaupun teori
ini sudah lama dibicarakan dan diteliti, tidak ada kesimpulan yang
didapat. Tidak ada kaitannya antara tipe darah dan penyakit tertentu.
Ini adalah loncatan kesimpulan yang masih perlu diteliti lebih lanjut,”
tutur Andrea Wiley, Ph.D, profesor antropologi dari James Madison
University di Harrisonburg.
Bahkan Dr. Samuel Oetoro,MS., ahli gizi dari Klinik Nutrifit di
Jakarta menambahkan bahwa penelitian yang dilakukan Dr. D’Adamo tidak
memenuhi standar penelitian ilmiah. Teori yang diajukannya hanya
berdasar bukti empiris atau pengalaman yang dijalankan orang. “Jelas
itu tidak cukup,” tuturnya.
Padahal, kalau sebuah teori hendak dijadikan pegangan, mesti melewati
proses penelitian tingkat tertinggi yang disebut Prospectif Double
Blind Randomize Clinical Trial. Maksudnya, penelitian tersebut mesti
dilakukan dengan objek yang diambil secara acak (random).
“Yang terjadi pada Dr. D’Adamo tidak demikian. Orang yang diteliti
sudah ditentukan, yakni mereka yang pernah datang ke kliniknya. Mereka
pun sudah tahu kalau menjalani diet tipe ini, padahal semestinya tidak
demikian,” papar Dr. Samuel.
Selain acak, pasien harus dibagi dalam dua kelompok, mereka yang
menjalankan diet dan tidak. Untuk itu pasien tidak boleh tahu bahwa
mereka dibagi dalam dua kelompok. Bahkan mereka juga tidak boleh tahu
(blind) kalau sedang diteliti. Juga tidak boleh tahu kalau sedang
menjalani diet model ini. Setelah beberapa waktu, hasilnya baru
dibandingkan. Dengan alasan kurang ilmiah inilah, bisa dipahami bahwa
diet ini tidak dianjurkan oleh ahli gizi.
Gizi Seimbang
Bagi banyak ahli gizi di Indonesia, juga di negara-negara lain, diet
yang terbaik untuk dijalankan sampai saat ini adalah dengan gizi
seimbang.
Dr. Samuel menjelaskan bahwa diet gizi seimbang adalah mengasup makanan dengan kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Dr. Samuel menjelaskan bahwa diet gizi seimbang adalah mengasup makanan dengan kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral.
Makanan yang kita asup setiap hari mesti lengkap mengandung semua
unsur tersebut. Misalnya, hari ini kita mengonsumsi nasi untuk sumber
karbohidrat, tempe atau daging untuk kebutuhan protein, sayur buncis dan
wortel untuk kebutuhan vitamin dan mineral, serta minum susu untuk
kebutuhan lemaknya. Hari selanjutnya bahannya bisa variasi. Yang jelas,
tidak membosankan, tapi juga jangan sampai tidak seimbang.
Pendapat sama juga diungkapkan Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan. Menurutnya,
berbagai macam diet yang ditawarkan sering tidak sesuai dengan
kebutuhan masing-masing orang.
“Setiap individu itu unik dan berbeda. Karenanya, apa yang cocok
untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lain. Kebutuhan nutrisi
setiap orang tergantung pada usia, tingkat stres, jenis kelamin, berat
badan, faktor emosional, latihan fisik yang dijalankan, dan penyakit
yang diderita,” sebut Prof. Ali.
Karena itu, setiap orang mesti paham benar dengan dirinya. Tipe darah
bisa dipakai sebagai tambahan informasi untuk mengenali diri, tapi
jangan digunakan sebagai patokan dasar. Kalau kurang paham, kita bisa
berkonsultasi dengan ahli gizi bagaimana menyikapi diri sendiri. “Yang
jelas, setiap hari gizi seimbang dengan variasinya mesti dijalani,”
tutur Dr. Samuel.
Khas Pemburu Sampai Sensitif
Berdasar penelitiannya, Dr. D’Adamo membuat kesimpulan untuk masing-masing tipe darah, sebagai berikut:
Berdasar penelitiannya, Dr. D’Adamo membuat kesimpulan untuk masing-masing tipe darah, sebagai berikut:
Tipe darah O, yang disebut sebagai pemburu, memiliki ciri khas:
- Sistem kekebalannya berlebihan.
- Dianjurkan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat, seperti daging, buah, ikan, sayuran.
- Tidak cocok bila berdiet dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.
- Respon yang baik atas stres bisa ditanggapi dengan aktivitas fisik.
- Memiliki risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh radang dan kerusakan organ seperti arthritis bila makanan yang diasup tidak sesuai.
Tipe darah A berciri khas:
- Jalur pencernaan cukup sensitif.
- Dianjurkan menjadi vegetarian atau makan tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
- Stres biasanya bisa diatasi lewat meditasi.
- Sistem kekebalan tubuhnya tidak sekuat tipe O.
Tipe Darah B berciri khas:
- Dianjurkan untuk melakukan diet dengan berbagai variasi dari semua tipe darah termasuk di dalamnya daging.
- Tipe darah ini sangat cocok dengan asupan produk susu.
- Dianjurkan juga menjalani latihan gerak seperti renang dan jalan kaki.
- Bila makanan yang diasup tidak sesuai dengan tipe ini, diduga risiko terkena virus yang bisa menyerang sistem saraf sangat tinggi.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat.
- Bila seseorang bertipe ini stres, akan sangat cocok bila diatasi dengan melakukan pekerjaan yang membutuhkan kreativitas.
- Tipe darah ini adalah tipe yang paling seimbang.
Tipe Darah AB berciri khas:
- Memiliki jalur pencernaan yang sensitif.
- Sistem kekebalan tubuh sangatlah toleran.
- Respon yang paling baik terhadap stres biasanya dengan melakukan kegiatan spiritual dibarengi dengan aktivitas fisik dan kreativitas.
- Masih dalam tahap evolusi.
- Paling mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan bentuk diet.
- Bentuk gabungan dari tipe A dan B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar