Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh bakteri yang nama ilmiahnya adalah Mycobacterium tuberculosis. Ia pertama kali diisolasikan pada tahun 1882 oleh dokter Jerman yang bernama Robert Koch yang menerima hadiah Nobel untuk penemuan ini. TB paling umum mempengaruhi paru-paru namun juga dapat melibatkan hampir semua organ apa saja dari tubuh. Bertahun-tahun yang lalu, penyakit ini dirujuk sebagai konsumsi karena tanpa perawatan yang efektif, pasien-pasien ini seringkali akan meninggal. Sekarang, tentu saja, tuberculosis biasanya dapat dirawat dengan berhasil dengan antibiotik-antibiotik.
Ada juga kelompok dari organisme-organisme yang dirujuk sebagai atypical tuberculosis. Ini melibatkan tipe-tipe lain dari bakteri yang ada dalam keluarga Mycobacterium. Seringkali, organisme-organisme ini tidak menyebabkan penyakit dan dirujuk sebagai colonizers karena mereka hanya hidup bersama dengan bakteri-bakteri lain dalam tubuh kita tanpa menyebabkan kerusakan. Pada saat-saatnya, bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan infkesi yang adakalanya secara klinik seperti khas tuberculosis. Ketika atypical mycobacteria ini menyebabkan infeksi, mereka seringkali sangat sulit disembuhkan. Sering, terapi obat untuk organisme-organisme ini harus diberikan untuk satu setengah sampai dua tahun dan memerlukan banyak obat-obat.
Bagaimana Seseorang Memperoleh TB ?
Seorang terinfeksi dengan bakteri tuberculosis ketika ia menghirup sedikit partikel-partikel dari dahak yang terinfeksi dari udara. Bakteri-bakteri tercemar kedalam udara ketika seseorang yang mempunyai infeksi tuberculosis paru batuk, bersin, bersorak, atau meludah (yang adalah umum pada beberapa budaya-budaya). Orang-orang yang berdekatan dapat kemudian kemungkinan menghirup bakteri-bakteri kedalam paru-paru mereka. Anda tidak akan memperoleh TB hanya dengan menyentuh pakaian-pakaian atau menjabat tangan-tangan dari beberapa orang-orang yang terinfeksi. Tuberculosis disebar (ditularkan) terutama dari orang ke orang dengan menghirup udara yang terinfeksi selama kontak yang dekat.
Ada bentuk dari atypical tuberculosis, bagaimanapun, yang ditularkan dengan meminum susu yang tidak disterilkan. Bakteri yang berhubungan, disebut Mycobacterium bovis, menyebabkan bentuk TB ini. Dahulu, tipe bakteri ini adalah penyebab utama dari TB pada anak-anak, namun ia jarang menyebabkan TB sekarang karena kebanyakan susu disterilkan (menjalani proses pemanasan yang membunuh bakteri-bakteri).
Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Seseorang Memperoleh TB ?
Ketika bakteri tuberculosis yang terhirup memasuki paru-paru, mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi paru lokal (pneumonia). Nodul-nodul (simpul-simpul) limfa lokal yang berhubungan dengan paru-paru mungkin menjadi terlibat dengan infeksi dan biasanya membesar. Nodul-nodul limfa hilar (nodul-nodul limfa yang berdekatan pada jantung pada bagian tengah dari dada) seringkali terlibat.
Sebagai tambahan, TB dapat menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh. Sistim imun tubuh (pertahanan), bagaimanapun, dapat melawan infkesi dan menghentikan penyebaran bakteri. Sistim imun akhirnya melakukan begitu dengan membentuk jaringan parut sekitar bakteri TB dan mengisolasinya dari seluruh tubuh. Tuberculosis yang terjadi setelah paparan awal pada bakteri seringkali dirujuk sebagai TB primer. Jika tubuh mampu untuk membentuk jaringan parut (fibrosis) sekitar bakteri TB, maka infeksi tertahan pada status tidak aktif. Individu seperti itu secara khas tidak mempunyai gejala-gejala dan tidak dapat menyebarkan TB pada orang-orang lain. Jaringan parut dan nodul-nodul limfa mungkin secepatnya mengeras, seperti batu, yang disebabkan oleh proses dari kalsifikasi dari bekas-bekas luka (endapan-endapan calcium dari aliran darah pada jaringan parut). Bekas-bekas luka ini seringkali tampak pada studi-studi X-rays dan pencitraan seperti kelereng-kelereng bulat dan dirujuk sebagai granuloma. Jika bekas-bekas luka ini tidak menunjukan bukti apa saja dari calcium pada X-ray, mereka dapat menjadi sulit untuk dibedakan dari kanker.
Adakalanya, bagaimanapun, sistim imun tubuh melemah, dan bakteri pecah keluar melalui jaringan parut dan menyebabkan penyakit yang aktif, dirujuk sebagai pengaktifan kembali tuberculosis atau TB sekunder. Misalnya, sistim imun dapat melemah oleh penuaan, perkembangan infeksi lain atau kanker, atau obat-obat tertentu seperti cortisone, obat-obat anti kanker, atau obat-obat tertentu yang digunakan untuk merawat arthritis atau penyakit peradangan usus. Penerobosan bakteri dapat berakibat pada kekambuhan dari pneumonia dan penyebaran TB pada lokasi-lokasi lain dalam tubuh. Ginjal-ginjal, tulang, dan lapisan dari otak dan sumsum tulang belakang (meninges) adalah tempat-tempat yang paling umum dipengaruhi oleh penyebaran TB diluar paru-paru.
Berapa Umum TB, Dan Siapa Memperolehnya ?
Lebih dari 8 juta kasus-kasus baru dari TB terjadi setiap tahun diseluruh dunia. Di Amerika, diperkirakan bahwa 10-15 juta orang terinfkesi dengan bakteri TB dan 22,000 kasus-kasus baru dari TB terjadi setiap tahun.
Siapa saja dapat memperoleh TB, namun orang-orang tertentu berisiko lebih tinggi, termasuk Ada bentuk dari atypical tuberculosis, bagaimanapun, yang ditularkan dengan meminum susu yang tidak disterilkan. Bakteri yang berhubungan, disebut Mycobacterium bovis, menyebabkan bentuk TB ini. Dahulu, tipe bakteri ini adalah penyebab utama dari TB pada anak-anak, namun ia jarang menyebabkan TB sekarang karena kebanyakan susu disterilkan (menjalani proses pemanasan yang membunuh bakteri-bakteri).
Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Seseorang Memperoleh TB ?
Ketika bakteri tuberculosis yang terhirup memasuki paru-paru, mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan infeksi paru lokal (pneumonia). Nodul-nodul (simpul-simpul) limfa lokal yang berhubungan dengan paru-paru mungkin menjadi terlibat dengan infeksi dan biasanya membesar. Nodul-nodul limfa hilar (nodul-nodul limfa yang berdekatan pada jantung pada bagian tengah dari dada) seringkali terlibat.
Sebagai tambahan, TB dapat menyebar ke bagian-bagian lain dari tubuh. Sistim imun tubuh (pertahanan), bagaimanapun, dapat melawan infkesi dan menghentikan penyebaran bakteri. Sistim imun akhirnya melakukan begitu dengan membentuk jaringan parut sekitar bakteri TB dan mengisolasinya dari seluruh tubuh. Tuberculosis yang terjadi setelah paparan awal pada bakteri seringkali dirujuk sebagai TB primer. Jika tubuh mampu untuk membentuk jaringan parut (fibrosis) sekitar bakteri TB, maka infeksi tertahan pada status tidak aktif. Individu seperti itu secara khas tidak mempunyai gejala-gejala dan tidak dapat menyebarkan TB pada orang-orang lain. Jaringan parut dan nodul-nodul limfa mungkin secepatnya mengeras, seperti batu, yang disebabkan oleh proses dari kalsifikasi dari bekas-bekas luka (endapan-endapan calcium dari aliran darah pada jaringan parut). Bekas-bekas luka ini seringkali tampak pada studi-studi X-rays dan pencitraan seperti kelereng-kelereng bulat dan dirujuk sebagai granuloma. Jika bekas-bekas luka ini tidak menunjukan bukti apa saja dari calcium pada X-ray, mereka dapat menjadi sulit untuk dibedakan dari kanker.
Adakalanya, bagaimanapun, sistim imun tubuh melemah, dan bakteri pecah keluar melalui jaringan parut dan menyebabkan penyakit yang aktif, dirujuk sebagai pengaktifan kembali tuberculosis atau TB sekunder. Misalnya, sistim imun dapat melemah oleh penuaan, perkembangan infeksi lain atau kanker, atau obat-obat tertentu seperti cortisone, obat-obat anti kanker, atau obat-obat tertentu yang digunakan untuk merawat arthritis atau penyakit peradangan usus. Penerobosan bakteri dapat berakibat pada kekambuhan dari pneumonia dan penyebaran TB pada lokasi-lokasi lain dalam tubuh. Ginjal-ginjal, tulang, dan lapisan dari otak dan sumsum tulang belakang (meninges) adalah tempat-tempat yang paling umum dipengaruhi oleh penyebaran TB diluar paru-paru.
Berapa Umum TB, Dan Siapa Memperolehnya ?
Lebih dari 8 juta kasus-kasus baru dari TB terjadi setiap tahun diseluruh dunia. Di Amerika, diperkirakan bahwa 10-15 juta orang terinfkesi dengan bakteri TB dan 22,000 kasus-kasus baru dari TB terjadi setiap tahun.
- orang-orang yang hidup dengan individu-individu yang mempunyai infkesi TB yang aktif,
- orang-orang yang miskin atau tidak mempunyai rumah,
- orang-orang yang dilahirkan dari negara-negara yang mempunyai kelaziman TB yang tinggi,
- penduduk rumah perawatan dan penghuni-penghuni penjara,
- peminum-peminum alkohol dan pengguna-pengguna obat terlarang intravena,
- orang-orang dengan diabetes, kanker-kanker tertentu, dan infeksi HIV (virus AIDS),
- pekerja-pekerja perawatan kesehatan.
Tidak ada bukti yang kuat untuk kerentanan yang ditentukan secara genetik (diwariskan) untuk TB.
Gejala-Gejala Dari Tuberculosis
Seperti yang disebutkan sebelumnya, infeksi TB biasanya terjadi awalnya pada bagian atas (lobe) dari paru-paru. Sistim imun tubuh, bagaimanapun, dapat menghentikan bakteri melanjutkan reproduksi. Jadi, sistim imun dapat membuat infeksi paru tidak aktif (dormant). Pada sisi lain, jika sistim imun tubuh tidak dapat menahan bakteri TB, bakteri akan reproduksi (menjadi aktif atau aktif kembali) pada paru-paru dan menyebar ketempat lain dalam tubuh.
Mungkin memakan waktu berbulan-bulan dari saat infeksi awalnya masuk kedalam paru-paru hingga gejala-gejala berkembang. Gejala-gejala yang biasa yang terjadi dengan infeksi TB yang aktif adalah kelelahan dan kelemahan umum, kehilangan berat badan, demam, dan keringat-keringat malam. Jika infeksi pada paru memburuk, maka gejala-gejala lebih jauh dapat termasuk batuk, nyeri dada, batuk dahak (material dar paru-paru) dan/atau darah, dan sesak napas. Jika infeksi menyebar dluar paru-paru, gejala-gejala akan tergantung pada organ-organ yang terlibat.
Mendiagnosa Tuberculosis
TB dapat didiagnosa dengan beberapa cara-cara yang berbeda, termasuk X-rays dada, analisa dahak, dan tes-tes kulit. Adakalanya, X-rays dada dapat mengungkap bukti dari pneumonia tuberculosis yang aktif. Pada saat-sat yang lain, X-rays mungkin menunjukan luka-luka parut (fibrosis) atau pengerasan (kalsifikasi) pada paru-paru, menyarankan bahwa TB tertahan dan tidak aktif. Pemeriksaan dahak pada slide (corengan) dibawah mikroskop dapat menunjukan kehadiran dari bakteri yang mirip tuberculosis. Bakteri-bakteri dari keluarga Mycobacterium, termasuk atypical mycobacteria, stain positive dengan zat-zat pewarna khusus dan dirujuk sebagai acid-fast bacteria (AFB). Sample dari dahak juga biasanya diambil dan dibiakan pada inkubator-inkubator khusus sehingga bakteri tuberculosis dapat sesudah itu diidentifikasi sebagai tuberculosis atau atypical tuberculosis.
Beberapa tipe-tipe dari tes-tes kulit digunakan untuk menyaring infeksi TB. Apa yang disebut tes-tes kulit tuberculin ini termasuk tes Tine dan tes Mantoux, juga dikenal sebagai tes PPD (purified protein derivative). Pada setiap tes-tes ini, sejumlah kecil ekstrak yang dimurnikan dari bakteri tuberculosis yang mati disuntikan kebawah kulit. Jika seorang tidak terinfeksi dengan TB, maka tidak ada reaksi akan terjadi pada tempat suntikan (tes kulit negatif). Jika seorang terinfeksi dengan tuberculosis, bagaimanapun, area yang kemerahan yang meninggi akan terjadi sekitar tempat suntikan tes. Reaksi ini, tes kulit yang positif, terjadi kira-kira 48-72 jam setelah suntikan. Jika hanya tes kulit positif, atau bukti dari TB sebelumnya hadir pada X-rays dada, penyakitnya dirujuk sebagai latent tuberculosis. Ini berlawanan dengan TB aktif seperti yang digambarkan diatas, dibawah gejala-gejala.
Gejala-Gejala Dari Tuberculosis
Seperti yang disebutkan sebelumnya, infeksi TB biasanya terjadi awalnya pada bagian atas (lobe) dari paru-paru. Sistim imun tubuh, bagaimanapun, dapat menghentikan bakteri melanjutkan reproduksi. Jadi, sistim imun dapat membuat infeksi paru tidak aktif (dormant). Pada sisi lain, jika sistim imun tubuh tidak dapat menahan bakteri TB, bakteri akan reproduksi (menjadi aktif atau aktif kembali) pada paru-paru dan menyebar ketempat lain dalam tubuh.
Mungkin memakan waktu berbulan-bulan dari saat infeksi awalnya masuk kedalam paru-paru hingga gejala-gejala berkembang. Gejala-gejala yang biasa yang terjadi dengan infeksi TB yang aktif adalah kelelahan dan kelemahan umum, kehilangan berat badan, demam, dan keringat-keringat malam. Jika infeksi pada paru memburuk, maka gejala-gejala lebih jauh dapat termasuk batuk, nyeri dada, batuk dahak (material dar paru-paru) dan/atau darah, dan sesak napas. Jika infeksi menyebar dluar paru-paru, gejala-gejala akan tergantung pada organ-organ yang terlibat.
Mendiagnosa Tuberculosis
TB dapat didiagnosa dengan beberapa cara-cara yang berbeda, termasuk X-rays dada, analisa dahak, dan tes-tes kulit. Adakalanya, X-rays dada dapat mengungkap bukti dari pneumonia tuberculosis yang aktif. Pada saat-sat yang lain, X-rays mungkin menunjukan luka-luka parut (fibrosis) atau pengerasan (kalsifikasi) pada paru-paru, menyarankan bahwa TB tertahan dan tidak aktif. Pemeriksaan dahak pada slide (corengan) dibawah mikroskop dapat menunjukan kehadiran dari bakteri yang mirip tuberculosis. Bakteri-bakteri dari keluarga Mycobacterium, termasuk atypical mycobacteria, stain positive dengan zat-zat pewarna khusus dan dirujuk sebagai acid-fast bacteria (AFB). Sample dari dahak juga biasanya diambil dan dibiakan pada inkubator-inkubator khusus sehingga bakteri tuberculosis dapat sesudah itu diidentifikasi sebagai tuberculosis atau atypical tuberculosis.
Beberapa tipe-tipe dari tes-tes kulit digunakan untuk menyaring infeksi TB. Apa yang disebut tes-tes kulit tuberculin ini termasuk tes Tine dan tes Mantoux, juga dikenal sebagai tes PPD (purified protein derivative). Pada setiap tes-tes ini, sejumlah kecil ekstrak yang dimurnikan dari bakteri tuberculosis yang mati disuntikan kebawah kulit. Jika seorang tidak terinfeksi dengan TB, maka tidak ada reaksi akan terjadi pada tempat suntikan (tes kulit negatif). Jika seorang terinfeksi dengan tuberculosis, bagaimanapun, area yang kemerahan yang meninggi akan terjadi sekitar tempat suntikan tes. Reaksi ini, tes kulit yang positif, terjadi kira-kira 48-72 jam setelah suntikan. Jika hanya tes kulit positif, atau bukti dari TB sebelumnya hadir pada X-rays dada, penyakitnya dirujuk sebagai latent tuberculosis. Ini berlawanan dengan TB aktif seperti yang digambarkan diatas, dibawah gejala-gejala.
Jika infeksi dengan tuberculosis telah terjadi baru-baru ini, bagaimanapun, tes kulit dapat menjadi negatif palsu. Alasan untuk tes negatif palsu dengan infeksi baru-baru ini adalah bahwa biasanya memakan waktu dua sampai 10 minggu setelah waktu infeksi dengan tuberculosis sebelum tes kulit menjadi positif. Tes kulit dapat juga menjadi negatif palsu jika sistim imun seseorang melemah atau berkurang yang disebabkan oleh penyakit lain sepert AIDS atau kanker, atau sedang meminum obat-obat yang menekan respon imun, seperti cortisone atau obat-obat kanker.
Ingat, bagaimanapun, bahwa tes kulit TB tidak dapat menentukan apakah penyakitnya aktif atau tidak. Penentuan ini memerlukan X-rays dada dan/atau analisa dahak (corengan dan pembiakan) di laboratorium. Organisme dapat mengambil waktu sampai enam minggu untuk tumbuh pada pembiakan pada laboratorium mikrobiologi. Tes khusus untuk mendiagnosa TB disebut PCR (polymerase chain reaction) mendeteksi material genetik bakteri. Tes ini adalah sangat sensitif (ia mendeteksi jumlah-jumlah yang sangat kecil dari bakteri) dan spesifik (ia mendeteksi hanya bakteri TB). Seorang dapat biasanya memperoleh hasil-hasil dari tes PCR dalam beberapa hari.
Adakah Vaksin Terhadap Tuberculosis ?
Bacille Calmette Gurin, juga dikenal sebagai BCG, adalah vaksin yang diberikan keseluruh bagian-bagian dunia. Ia diperoleh dari atypical Mycobacterium namun menawarkan beberapa perlindungan terhadap berkembangnya tuberculosis aktif, terutama pada bayi-bayi dan anak-anak. Vaksinasi ini dipercayai menjadi penting pada bagian-bagian dunia dimana TB adalah sangat umum. Ini bukanlah kasusnya di Amerika. Ketika BCG telah dberikan, tes-tes kulit PPD dan Tine masa depan tetap positif dan dapat menyebabkan beberapa kebingungan ketika mencoba mendiagnosa TB. Adalah juga penting untuk menyadari bahwa bahkan dengan vaksin BCG pada masa kanak-kanak, tetap dapat terjadi pada kaum dewasa yang terpapar pada bakeri tuberculosis, yang mempertanyakan kegunaan dan keefektifan yang nyata dari vaksinasi ini.
Tes darah baru kini tersedia yang dapat membantu membedakan antara vaksin BCG sebelumnya dan PPD positif yang disebabkan oleh infeksi TB. Tes ini melibatkan pencampuran darah pasien dengan unsur-unsur yang menghasilkan respon imun seperti TB. Setelah suatu periode waktu, sel-sel imun, jika terinfeksi dengan TB, menghasilkan interferon-gamma, protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk mempertahankan terhadap infeksi. Tes ini, seperti kebanyakan, adalah tidak sempurna, namun dengan informasi klinik yang benar dapat membantu membedakan infeksi TB yang nyata dari reaksi positif pada tes yang disebabkan oleh vaksin BCG sebelumnya.
Bacille Calmette Gurin, juga dikenal sebagai BCG, adalah vaksin yang diberikan keseluruh bagian-bagian dunia. Ia diperoleh dari atypical Mycobacterium namun menawarkan beberapa perlindungan terhadap berkembangnya tuberculosis aktif, terutama pada bayi-bayi dan anak-anak. Vaksinasi ini dipercayai menjadi penting pada bagian-bagian dunia dimana TB adalah sangat umum. Ini bukanlah kasusnya di Amerika. Ketika BCG telah dberikan, tes-tes kulit PPD dan Tine masa depan tetap positif dan dapat menyebabkan beberapa kebingungan ketika mencoba mendiagnosa TB. Adalah juga penting untuk menyadari bahwa bahkan dengan vaksin BCG pada masa kanak-kanak, tetap dapat terjadi pada kaum dewasa yang terpapar pada bakeri tuberculosis, yang mempertanyakan kegunaan dan keefektifan yang nyata dari vaksinasi ini.
Tes darah baru kini tersedia yang dapat membantu membedakan antara vaksin BCG sebelumnya dan PPD positif yang disebabkan oleh infeksi TB. Tes ini melibatkan pencampuran darah pasien dengan unsur-unsur yang menghasilkan respon imun seperti TB. Setelah suatu periode waktu, sel-sel imun, jika terinfeksi dengan TB, menghasilkan interferon-gamma, protein yang dihasilkan oleh tubuh untuk mempertahankan terhadap infeksi. Tes ini, seperti kebanyakan, adalah tidak sempurna, namun dengan informasi klinik yang benar dapat membantu membedakan infeksi TB yang nyata dari reaksi positif pada tes yang disebabkan oleh vaksin BCG sebelumnya.
Merawat Tuberculosis
Seorang dengan tes kulit yang positif, X-ray dada yang normal, dan tidak ada gejala-gejala kemungkinan besar mempunyai hanya beberapa kuman-kuman TB dalam status tidak aktif dan adalah tidak menular. Meskipun demikian, perawatan dengan antibiotik mungkin direkomendasikan untuk orang ini untuk mencegah TB kembali ke dalam infeksi yang aktif. Antibiotik yang digunakan untuk tujuan ini disebut isoniazid (INH). Jika diminum enam sampai 12 bulan, ia akan mencegah TB menjadi aktif dimasa depan. Nyatanya, jika seorang dengan tes kulit yang positif tidak meminum INH, ada risiko sepanjang hidup 5%-10% bahwa TB akan menjadi aktif.
Mengambil isoniazid dapat menjadi tidak dinasehatkan (kontraindikasi) selama kehamilan atau untuk mereka yang menderita dari alkoholisme atau penyakit hati. Juga, isoniazid dapat mempunyai efek-efek sampingan. Efek-efek sampingan ni terjadi secara jarang, namun rash (ruam kulit) dapat berkembang, dan individu dapat merasa lelah atau mudah marah. Kerusakan hati dari isoniazid adalah peristiwa yang jarang dan secara khas berbalik sekali obat dihentikan. Sangat jarang, bagaimanapun, terutama pada kaum tua, kerusakan hati (INH hepatitis) dapat bahkan menjadi fatal. Adalah penting oleh karenanya, bagi dokter untuk memonitor hati pasien dengan memerintahkan tes-tes darah yang disebut tes-tes fungsi darah secara periodik selama perjalanan dari terapi INH. Efek sampingan lain dari INH adalah sensasi yang berkurang pada anggota-anggota tubuh yang dirujuk sebagai peripheral neuropathy. Ini dapat dihindari dengan memakan vitamin B6 (pyridoxine), dan ini seringkali diresepkan bersama dengan INH.
Seorang dengan tes kulit yang positif bersama dengan X-ray dada yang abnormal dan dahak yang membuktikan bakteri TB mempunyai TB aktif dan adalah menular. Seperti yang telah disebutkan, TB aktif biasanya disertai oleh gejala-gejala, seperti batuk, demam, kehilangan berat badan, dan kelelahan.
TB aktif dirawat dengan kombinasi dari obat-obat bersama dengan isoniazid. Rifampin (Rifadin), ethambutol (Myambutol), dan pyrazinamide adalah obat-obat yang secara umum digunakan untuk merawat TB aktif dalam hubungan dengan isoniazid (INH). Empat obat-obat seringkali diminum untuk dua bulan pertama terapi untuk membantu membunuh strain-strain bakteri apa saja yang secara potensial resisten. Kemudian angkanya biasanya dikurangi ke dua obat-obat untuk sisa perawatan berdasarkan pada pengujian kepekaan obat yang biasanya tersedia pada saat ini dalam perjalanan terapi. Streptomycin, obat yang diberikan dengan suntikan, mungkin juga digunakan, terutama ketika penyakitnya ekstensif dan/atau pasien-pasien tidak dapat dipercaya meminum obat-obat oral mereka (diistilahkan pemenuhan yang buruk). Perawatan biasanya berlangsung berbulan-bulan dan adakalanya bertahun-tahun. Perawatan yang berhasil tergantung sebagian besar pada keturutan pasien. Tentu saja, kegagalan pasien untuk meminum obat-obat seperti yang diresepkan adalah penyebab yang paling penting dari kegagalan untuk menyembuhkan infeksi TB. Pada beberapa lokasi-lokasi, departemen kesehatan menuntut pengamatan langsung dari keturutan pasien pada terapi.
Operasi pada paru-paru mungkin diindikasikan untuk membantu menyembuhkan TB jika obat telah gagal, namun pada jaman sekarang, operasi untuk TB adalah tidak biasa. Perawatan dengan antibiotik-antibiotik yang tepat akan biasanya menyembuhkan TB. Tanpa perawatan, bagaimanapun, tuberculosis dapat menjadi infeksi yang mematikan. Oleh karenanya, diagnosis dini adalah penting. Bagi individu-individu yang telah terpapar pada orang dengan TB, atau dicurigai telah terjangkit, harus diperiksa oleh dokter untuk tanda-tanda dari TB dan disaring dengan tes kulit TB.
Definisi TB Yang Resisten Terhadap Obat
TB yang resiten terhadap obat (TB yang tidak merespon pada perawatan obat) telah menjad persoalan yang sangat serius pada tahun-tahun belakangan ini pada populasi-populasi tertentu. Misalnya, TB yang resisten terhadap INH terlihat diantara pasien-pasien dari Asia Tenggara. Kehadiran dari unsur-unsur seperti INH dalam sirup-sirup batuk pada bagian dunia itu mungkin memainkan peran dalam menyebabkan resisten terhada INH. Kasus-kasus resisten obat juga seringkali terlihat pada populasi-populasi penjara. Bagaimanapun, alasan utama untuk pengembangan resisten adalah perawatan TB yang dikendalikan dengan buruk. Ini dapat berakibat dari penurutan (disiplin) pasien yang buruk, pendosisan atau pengresepan obat yang tidak tepat, obat-obat yang diformulakan dengan buruk, dan/atau suplai obat yang tidak memadai. Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) merujuk pada organisme-organisme yang adalah resisten terhadap paling sedikit dua dari obat-oba garis pertama, INH dan Rifampin. Lebih baru-baru ini, extensively drug resistant tuberculosis (XDR-TB) telah timbul. Bakteri-bakteri ini juga resisten terhadap tiga atau lebih dari obat-obat perawatan garis kedua.
XDR-TB terlihat diseluruh dunia namun paling seringkali terlihat di negara-negara bekas Uni Soviet dan Asia.
Mencegah penyebaran XDR-TB adalah penting. World Health Organization (WHO) merekomendasikan perbaikan perawatan dasar TB untuk mencegah timbulnya resistensi dan perkembangan dari laboratorium-laboratorium yang tepat untuk mendeteksi kasus-kasus resisten. Jika kasus-kasus resisten obat ditemukan, perawatan yang segera dan tepat diperlukan. Ini akan mencegah penularan lebih jauh. Kolaborasi dari perawatan HIV dan TB akan juga membantu membatasi penyebaran tuberculosis, keduanya strain-strain yang sensitif dan resisten.
Seorang dengan tes kulit yang positif, X-ray dada yang normal, dan tidak ada gejala-gejala kemungkinan besar mempunyai hanya beberapa kuman-kuman TB dalam status tidak aktif dan adalah tidak menular. Meskipun demikian, perawatan dengan antibiotik mungkin direkomendasikan untuk orang ini untuk mencegah TB kembali ke dalam infeksi yang aktif. Antibiotik yang digunakan untuk tujuan ini disebut isoniazid (INH). Jika diminum enam sampai 12 bulan, ia akan mencegah TB menjadi aktif dimasa depan. Nyatanya, jika seorang dengan tes kulit yang positif tidak meminum INH, ada risiko sepanjang hidup 5%-10% bahwa TB akan menjadi aktif.
Mengambil isoniazid dapat menjadi tidak dinasehatkan (kontraindikasi) selama kehamilan atau untuk mereka yang menderita dari alkoholisme atau penyakit hati. Juga, isoniazid dapat mempunyai efek-efek sampingan. Efek-efek sampingan ni terjadi secara jarang, namun rash (ruam kulit) dapat berkembang, dan individu dapat merasa lelah atau mudah marah. Kerusakan hati dari isoniazid adalah peristiwa yang jarang dan secara khas berbalik sekali obat dihentikan. Sangat jarang, bagaimanapun, terutama pada kaum tua, kerusakan hati (INH hepatitis) dapat bahkan menjadi fatal. Adalah penting oleh karenanya, bagi dokter untuk memonitor hati pasien dengan memerintahkan tes-tes darah yang disebut tes-tes fungsi darah secara periodik selama perjalanan dari terapi INH. Efek sampingan lain dari INH adalah sensasi yang berkurang pada anggota-anggota tubuh yang dirujuk sebagai peripheral neuropathy. Ini dapat dihindari dengan memakan vitamin B6 (pyridoxine), dan ini seringkali diresepkan bersama dengan INH.
Seorang dengan tes kulit yang positif bersama dengan X-ray dada yang abnormal dan dahak yang membuktikan bakteri TB mempunyai TB aktif dan adalah menular. Seperti yang telah disebutkan, TB aktif biasanya disertai oleh gejala-gejala, seperti batuk, demam, kehilangan berat badan, dan kelelahan.
TB aktif dirawat dengan kombinasi dari obat-obat bersama dengan isoniazid. Rifampin (Rifadin), ethambutol (Myambutol), dan pyrazinamide adalah obat-obat yang secara umum digunakan untuk merawat TB aktif dalam hubungan dengan isoniazid (INH). Empat obat-obat seringkali diminum untuk dua bulan pertama terapi untuk membantu membunuh strain-strain bakteri apa saja yang secara potensial resisten. Kemudian angkanya biasanya dikurangi ke dua obat-obat untuk sisa perawatan berdasarkan pada pengujian kepekaan obat yang biasanya tersedia pada saat ini dalam perjalanan terapi. Streptomycin, obat yang diberikan dengan suntikan, mungkin juga digunakan, terutama ketika penyakitnya ekstensif dan/atau pasien-pasien tidak dapat dipercaya meminum obat-obat oral mereka (diistilahkan pemenuhan yang buruk). Perawatan biasanya berlangsung berbulan-bulan dan adakalanya bertahun-tahun. Perawatan yang berhasil tergantung sebagian besar pada keturutan pasien. Tentu saja, kegagalan pasien untuk meminum obat-obat seperti yang diresepkan adalah penyebab yang paling penting dari kegagalan untuk menyembuhkan infeksi TB. Pada beberapa lokasi-lokasi, departemen kesehatan menuntut pengamatan langsung dari keturutan pasien pada terapi.
Operasi pada paru-paru mungkin diindikasikan untuk membantu menyembuhkan TB jika obat telah gagal, namun pada jaman sekarang, operasi untuk TB adalah tidak biasa. Perawatan dengan antibiotik-antibiotik yang tepat akan biasanya menyembuhkan TB. Tanpa perawatan, bagaimanapun, tuberculosis dapat menjadi infeksi yang mematikan. Oleh karenanya, diagnosis dini adalah penting. Bagi individu-individu yang telah terpapar pada orang dengan TB, atau dicurigai telah terjangkit, harus diperiksa oleh dokter untuk tanda-tanda dari TB dan disaring dengan tes kulit TB.
Definisi TB Yang Resisten Terhadap Obat
TB yang resiten terhadap obat (TB yang tidak merespon pada perawatan obat) telah menjad persoalan yang sangat serius pada tahun-tahun belakangan ini pada populasi-populasi tertentu. Misalnya, TB yang resisten terhadap INH terlihat diantara pasien-pasien dari Asia Tenggara. Kehadiran dari unsur-unsur seperti INH dalam sirup-sirup batuk pada bagian dunia itu mungkin memainkan peran dalam menyebabkan resisten terhada INH. Kasus-kasus resisten obat juga seringkali terlihat pada populasi-populasi penjara. Bagaimanapun, alasan utama untuk pengembangan resisten adalah perawatan TB yang dikendalikan dengan buruk. Ini dapat berakibat dari penurutan (disiplin) pasien yang buruk, pendosisan atau pengresepan obat yang tidak tepat, obat-obat yang diformulakan dengan buruk, dan/atau suplai obat yang tidak memadai. Multidrug-resistant tuberculosis (MDR-TB) merujuk pada organisme-organisme yang adalah resisten terhadap paling sedikit dua dari obat-oba garis pertama, INH dan Rifampin. Lebih baru-baru ini, extensively drug resistant tuberculosis (XDR-TB) telah timbul. Bakteri-bakteri ini juga resisten terhadap tiga atau lebih dari obat-obat perawatan garis kedua.
XDR-TB terlihat diseluruh dunia namun paling seringkali terlihat di negara-negara bekas Uni Soviet dan Asia.
Mencegah penyebaran XDR-TB adalah penting. World Health Organization (WHO) merekomendasikan perbaikan perawatan dasar TB untuk mencegah timbulnya resistensi dan perkembangan dari laboratorium-laboratorium yang tepat untuk mendeteksi kasus-kasus resisten. Jika kasus-kasus resisten obat ditemukan, perawatan yang segera dan tepat diperlukan. Ini akan mencegah penularan lebih jauh. Kolaborasi dari perawatan HIV dan TB akan juga membantu membatasi penyebaran tuberculosis, keduanya strain-strain yang sensitif dan resisten.
Masa Depan Untuk TB
Secara masuk akal, TB dapat telah dieliminasikan dengan perawatan yang efektif, vaksinasi-vaksinasi, dan tindakan-tindakan kesehatan publik pada tahun 2000. Bagaimanapun, kemunculan dari HIV merubah seluruh gambaran. Karena HIV, peningkatan yang sangat besar pada frekwensi (kejadian) dari TB terjadi pada tahun 80an sampai 90an. Peningkatan pada TB ini terjadi karena penekanan sistim imun tubuh (pertahanan) oleh HIV mengizinkan TB terjadi sebagai apa yang disebut infeksi oportunistik. Dengan peningkatan epidemik HIV di Afrika, keprihatinan-keprihatinan yang serius sedang ditimbulkan tentang perkembangan dari MDR-TB dan XDR-TB pada populasi ini. Mudah-mudahan, kontrol dari HIV di masa depan akan mencegah kebangkutan dari tuberculosis ini.
Secara masuk akal, TB dapat telah dieliminasikan dengan perawatan yang efektif, vaksinasi-vaksinasi, dan tindakan-tindakan kesehatan publik pada tahun 2000. Bagaimanapun, kemunculan dari HIV merubah seluruh gambaran. Karena HIV, peningkatan yang sangat besar pada frekwensi (kejadian) dari TB terjadi pada tahun 80an sampai 90an. Peningkatan pada TB ini terjadi karena penekanan sistim imun tubuh (pertahanan) oleh HIV mengizinkan TB terjadi sebagai apa yang disebut infeksi oportunistik. Dengan peningkatan epidemik HIV di Afrika, keprihatinan-keprihatinan yang serius sedang ditimbulkan tentang perkembangan dari MDR-TB dan XDR-TB pada populasi ini. Mudah-mudahan, kontrol dari HIV di masa depan akan mencegah kebangkutan dari tuberculosis ini.