Dear pembelajar,----
Konflik tak selamanya buruk. Ada tiga tipe
konflik dalam organisasi, yaitu:
- Konflik tugas/task conflict, berkenaan dengan konten/isi dan tujuan dari pekerjaan,
- Konflik hubungan/relationship conflict, berkenaan dengan hubungan interpersonal,
- Konflik proses/process conflict, berkenaan dengan bagaimana pekerjaan diselesaikan
Konflik akan menjadi kontruktif (membangun) bila konflik
tersebut mampu:
- meningkatkan kualitas keputusan,
- merangsang kreatifitas/inovasi,
- membangkitkan minat,
- membangkitkan rasa saling memperhatikan antar kelompok dalam organisasi,
- menghasilkan mediasi atas problem yang terjadi dengan cara-cara yang segar,
- membantu pengembangan evaluasi diri,
- membuat perubahan yang baik
Banyak orang mengira bahwa
konflik terjadi karena buruknya komunikasi. Kebanyakan, sumber konflik sebenarnya bukanlah
komunikasi.
Dalam konteks pekerjaan dalam sebuah organisasi, konflik
tak dapat dihindari. Mengapa? Sebab begitu organisasi dilahirkan, hal-hal berikut ini pun
otomatis terbentuk:
- ada struktur organisasi. Hirarki organisasi menghasilkan perbedaan stuktural. Hubungan antar atasan-bawahan, jika tak dikelola dengan baik akan menghasilkan konflik,
- ada perbedaan-perbedaan secara personal,
- ada deskripsi pekerjaan yang berbeda,
- ada kelompok-kelompok kerja khusus,
- ada batasan-batasan kekuasaan hokum,
- ada hubungan kewenangan
Semua itu membutuhkan koordinasi.
Pernahkan Anda tidak menyukai
seseorang? Kebanyakan dari pendapatnya tidak Anda sukai. Tampilan, cara bicara,
tawa dan apapun, tidak Anda sukai. Sering kita dipertemukan dan
harus bekerjasama dengan orang macam itu dalam organisasi, orang-orang yang
memiliki nilai dan personalitas yang berbenturan dengan nilai-nilai dan
personalitas/kepribadian kita.
Perbedaan-perbedaan seperti usia,
gender, ras, jenis kelamin, orientasi seks, dan etnis tidak dapat dimusnahkan
dari organisasi. Inilah sebabnya, pengelolaan konflik menjadi penting. Pemimpin
yang baik, mereka dapat mengelola konflik yang ditimbulkan oleh
perbedaan-perbedaan tersebut.
Jadi bagaimana?
Bila Anda harus mengelola
konflik, maka perhatikan sumber konflik. Lebih banyak konflik bersumber dari
tekanan tuntutan pekerjaan, perbedaan nilai-nilai dan kepribadian dibanding
dari buruknya komunikasi.
Riset membuktikan bahwa
komunikasi hanya efektif hingga titik tertentu. Terlalu banyak komunikasi
(overcommunicate) malah berdampak buruk. Terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi
dapat menjadi sumber konflik.