Global Burden of Cancer mencatat rasio kasus kanker payudara di
Indonesia mencapai angka 26 per 100.000 wanita. Angka ini menunjukkan
tingginya risiko yang mengancam wanita di Indonesia.
Data Departemen Kesehatan tahun 2008 bahkan menyebut jenis kanker ini di urutan pertama dari 10 penyakit kanker pada pasien rawat inap di rumah sakit selama periode 2004-2007.
Kanker payudara secara umum disebabkan oleh ketidaknormalan pertumbuhan sel dalam jaringan payudara. Namun, ironisnya, 80 persen masyarakat tidak tahu pentingnya pemeriksaan payudara secara dini, berdasar hasil survei Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005.
Dokter Sonar Sonny Panigoro mengimbau semua wanita waspada jika memiliki gejala pembengkakan seluruh atau sebagian payudara, iritasi kulit, payudara atau puting terasa nyeri, puting masuk ke dalam, puting atau kulit payudara berwarna kemerahan, berisik atau menebal, keluar cairan dari puting selain air susu, serta benjolan di daerah ketiak.
"Segeralah periksakan diri. Walaupun tidak semua benjolan merupakan kanker tetapi harus diwaspadai,” ungkapnya ketika ditemui dalam acara “Kampanye Delapan (Deteksi Berkala Payudara Anda) Tingkatkan Kesadaran Kanker Payudara” di Rumah Sakit Pondok Indah.
Wanita cenderung memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara dibanding pria karena perubahan hormon estrogen dan progesteron. Risiko tinggi juga dimiliki mereka yang memiliki garis keturunan penderita kanker, dan melakukan terapi hormon setelah menopause dalam jangka waktu lama.
Paparan radiasi saat terapi di daerah dada saat usia muda, hamil di usia tua, tidak menyusui anak, penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik juga memicu risiko serupa.
The American Cancer Society (ACS) menganjurkan wanita yang berusia di atas umur 20 untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan. USG, mammografi, dan pemeriksaan lain yang sifatnya diagnostik disarankan setidaknya sekali dalam satu tahun.
Sementara wanita yang berusia di atas 40 tahun dan memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga terdekat, memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara sehingga disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin enam bulan sekali.
Sedangkan mereka yang berusia di atas 40 tahun dan pernah menderita kanker payudara, maka harus memeriksakan diri secara rutin sesuai dengan petunjuk dokter.
Data Departemen Kesehatan tahun 2008 bahkan menyebut jenis kanker ini di urutan pertama dari 10 penyakit kanker pada pasien rawat inap di rumah sakit selama periode 2004-2007.
Kanker payudara secara umum disebabkan oleh ketidaknormalan pertumbuhan sel dalam jaringan payudara. Namun, ironisnya, 80 persen masyarakat tidak tahu pentingnya pemeriksaan payudara secara dini, berdasar hasil survei Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005.
Dokter Sonar Sonny Panigoro mengimbau semua wanita waspada jika memiliki gejala pembengkakan seluruh atau sebagian payudara, iritasi kulit, payudara atau puting terasa nyeri, puting masuk ke dalam, puting atau kulit payudara berwarna kemerahan, berisik atau menebal, keluar cairan dari puting selain air susu, serta benjolan di daerah ketiak.
"Segeralah periksakan diri. Walaupun tidak semua benjolan merupakan kanker tetapi harus diwaspadai,” ungkapnya ketika ditemui dalam acara “Kampanye Delapan (Deteksi Berkala Payudara Anda) Tingkatkan Kesadaran Kanker Payudara” di Rumah Sakit Pondok Indah.
Wanita cenderung memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara dibanding pria karena perubahan hormon estrogen dan progesteron. Risiko tinggi juga dimiliki mereka yang memiliki garis keturunan penderita kanker, dan melakukan terapi hormon setelah menopause dalam jangka waktu lama.
Paparan radiasi saat terapi di daerah dada saat usia muda, hamil di usia tua, tidak menyusui anak, penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama, gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik juga memicu risiko serupa.
The American Cancer Society (ACS) menganjurkan wanita yang berusia di atas umur 20 untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan. USG, mammografi, dan pemeriksaan lain yang sifatnya diagnostik disarankan setidaknya sekali dalam satu tahun.
Sementara wanita yang berusia di atas 40 tahun dan memiliki riwayat kanker payudara pada keluarga terdekat, memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara sehingga disarankan untuk memeriksakan diri secara rutin enam bulan sekali.
Sedangkan mereka yang berusia di atas 40 tahun dan pernah menderita kanker payudara, maka harus memeriksakan diri secara rutin sesuai dengan petunjuk dokter.
artikel ini sagat bermqnfaat bagi orang laen yang sanggat membutuhkannya
BalasHapushttp://dewiherball.blogspot.com/2013/10/obat-herbal-penyakit-keputihanpenyebab.html