Berbagai upaya pelatihan remaja telah dilaksanakan dalam 
system Palang Merah Indonesia. Pelatihan-pelatihan diarahkan untuk lebih
 berorientasi pada perubahan perilaku. Berdasarkan beberapa kajian, di 
kalangan remaja pendekatan YOUTH PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN REMAJA 
SEBAYA (PRS) dianggap sebagai metode pembelajaran yang tepat. Dasar 
pertimbangannya adalah karena kelompok remaja merupakan kelompok unik 
dalam masyarakat. Mereka cenderung lebih dekat, lebih terbuka dan lebih 
sering berbicara perihal aspek-aspek kepribadian tertentu dengan remaja 
sebaya lainnya,daripada dengan orang tua atau guru.
Pendekatan 
PRS ini lebih menitikberatkan pada pembelajaran tidak resmi, dalam 
bentuk omong-omong antar remaja sebaya tentang permasalahan kesehatan 
dan kesejahteraannya. Sedangkan guru dan orang tua diharapkan mendukung 
(sebagai motivator) kegiatan tersebut. Palang Merah Indonesia mewadahi 
kegiatan tersebut sebagai bagian terpadu dari kegiatan pembinaan remaja.
2. SITIMATIKA
Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya (PRS) ini terdiri atas 6 modul yaitu :
MODUL I : PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
Topik 1      : Tumbuh Kembang Remaja
Topik 2      : Pengembangan Potensi Diri
Topik 3      : Keputusan Yang Baik
MODUL II : NORMA SOSIAL DAN PERILAKU BERESIKO
Topik 1      : Norma Sosial
Topik 2      : Perilaku Berisiko
MODUL III : KESEHATAN REPRODUKSI
Topik 1      : Alat dan Fungsi Reproduksi
Topik 2      : Pacaran dan Senggama
Topik 3      :  Kehamilan dini dan Aborsi
Topik 4      :  Penyakit Hubungan Seksual (PHS)
Topik 5      :  Keluarga Berencana (KB)
MODUL IV : HIV / AIDS
Topik 1      : Pengetahuan Dasar Tentang AIDS
Topik 3      : Penularan HIV
Topik 4      : Perlindungan Terhadap AIDS
Topik 5      :  Santunan Terhadap Penderita AIDS
MODUL V : MASALAH KESEHATAN LAIN
Topik 1      :  Rokok
Topik 2      :  Alkohol
Topik 3      :  Penyalahgunaan Obat
Topik 4      :  Hepatitis - B 
Topik 5      :  Tuberculosis 
MODUL VI : PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)
Topik 1      :  Keluarga
Topik 2      :  Teman Sebaya
Topik 3      :  Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) 
Topik 4      :  Rujukan 
3. PELATIHAN
1. Pelatih Inti ( core trainers)
2. Fasilitator
3. Pelatih Remaja Sebaya (PERAYA)
4. PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Tahap 1  : PEMBAHASAN
a. Pemanasan melalui penerapan beberapa metode, antara lain :
- Pengajuan pertanyaan-pertanyaan
- Telaah/studi kasus
- Drama/ simulasi
- Permainan, atau
- Penugasan
b. Diskusi kelompok maupun pleno untuk membahas materi, berangkat dari isyu-isyu yang berkembang dalam pemanasan/ permainan
2. Tahap 2  : PENYIMPULAN MATERI BAHASAN
Berisi
 penyimpulan materi bahasan dari hasil pemanasan maupun diskusi dengan 
merujuk Kunci Materi sebagai bahasan utama serta masukkan dan pendapat 
peserta yang berkembang selama proses pembahasan sebagai catatan 
pelengkap. Bila ada kasus/ permasalahan yang belum terpecahkan 
selamakegiatan pemanasan, dicatat dan dikonsultasikan kepada nara 
sumber. Hasil konsultasi tersebut, selanjutnya disampaikan Lagi kepada 
peseerta. Akhir dari penyimpulan, dapat pula ditambahkan dengan 
pembentukan kesepakatan tersebut, digunakan sebagai acuan bagi aksi-aksi
 pelatih remaja sebaya (Peraya) dalam lingkungan tempat tinggalnya 
masing-masing.
5. TINDAK LANJUT PELATIHAN
Setelah para 
Pelatih Remaja Sebaya (PERAYA) dilatih, diharapkan mereka akan 
melaksanakan pelatihan serupa kepada teman, sahabat, kerabat, yang 
sebaya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kasus-kasus yang ditemui, 
masalah yang dihadapi, penyelesaian masalah yang ad, serta keberhasilan 
maupun kendala selama pelaksanaan PRS diharapkan dicatat secara rapi 
dalam satu Buku Harian PRS.
Secara periodik, diselengarakan Sosialisasi, yang dihadiri oleh para pelatih inti, fasilitator dan Himpunan Alumni PMR (HAP) 
bila perlu diundang narasumber untuk memberikan klarifikasi permasalahan
 aktual yang dirasa paling mendesak.
 










 





Tidak ada komentar:
Posting Komentar